Senin, 26 Januari 2009

Fadhilah Membaca Al Qur’an

Fadhilah Membaca Al Qur’an
Membaca, Mendengar, Mengkhatamkan dan Adab MembacanyaDi pengajian kami setiap orang mendapat amanah membawakan materi, mula-mula saya sih sebenarnya agak sunkan diberi amanah tersebut, karena ilmunya juga belum pantas untuk di sampaikan dikhalayak ramai, juga saya takut akan Firman Allah SWT (“Kabura maqtan ‘indallaaha…….) yang artinya : sangat besar kemurkaan di sisi Allah SWT, apa-apa yang kamu katakan, tapi tidak di kerjakan”.

Tema kali ini ialah :” Fadilah Membaca Al Qur’an” karena saat itu saya lagi benar-benar ingin mendalami Al Quran, ingin menghiasi rumah tangga kami dengan lantunan Kalam Ilahi, menjadikannya sebagai petujuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai dan mengamalkannya (QS. 2: 2,3,4). Karenanya saya ingin menjadi salah satu orang yang mempercayai Al Quran, selalu bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajari isinya, memahami maksudnya, mengamalkannya serta megajarkannya kepada sesama.

Membaca
Membaca Al Quran termasuk amal yang sangat mulia, dan Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melakukannya. Seorang mukmin akan menjadikan Al Quran sebaik-baik bacaan di kala senang maupun susah, gembira ataupun sedih. Malahan membaca Al Quran bukan saja menjadi amal ibadah, tetapi juga menjadi penawar/obat bagi jiwa (Q.S. Fushshilat :44)

Dimanakah letak keutamaan atau kelebihan martabat orang yang membaca Al Quran?Rasulullah menyatakan dengan 4 perumpaman :
1. Perumpamaan orang Mu’min yang membaca Al Qur’an adalah seperti Bunga Utrujjah (baunya harum dan rasanya lezat)
2. orang mukmin yang tak suka membaca Al Qur’an adalah seperti Buah Kurma (baunya tidak begitu harum, tapi manis rasanya),
3. orang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat Sekuntum Bunga (berbau harum, tetapi pahit rasanya)
4. orang munafiq yang tak suka membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti Buah Hanzalah (tidak berbau dan rasanya pahit sekali).(HR.Bukhari & Muslim)

Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah“ (HR. Bukhari & Muslim).

Rahmat Allah SWT terhadap orang yang membaca Al Quran sangat besar.seperti dijelaskan oleh Hadist „ kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya kepada sesama, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, dan Allah akan selalu mengingat mereka(Muslim dr. Abu Hurairah).
Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membaca Al Quran, seperti yang di katakan oleh Ali bin Abi Thalib: 50 x kebajikan dari tiap-tiap huruf yang diucapkannya, yaitu orang yang membaca Al Quran dalam shalat, 25x kebajikan, yaitu membaca Al Quran diluar sholat dengan berwudhu’, 10 x kebajikan, yaitu: membaca Al Qur’an diluar sholat dengan tidak berwudhu’)

Mendengarkan bacaan Al Quran
Mendengarkan orang membaca Al Quran pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al Quran (QS. 7 :204)Semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin tertarik hatinya kepada Al Quran. Apalagi jika Al Quran dibaca dengan lidah yang fasih, suara yang baik & merdu akan lebih berpengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya. Keadaan orang mukmin tatkala mendengarkan bacaan Al Quran digambarkan pada (QS. 8:2) . Rasulullah pun sangat suka mendengarkan bacaan Al Quran dari orang lain.Membaca Al Quran sampai khatamSeorang mukmin yang begitu dalam cintanya kepada Al Quran, ketika ia membaca Al Quran seolah-olah jiwanya mengahadap kehadirat Allah SWT, menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpah karunia serta rahmat dan pertolongan-Nya. Sehingga tidak ada suatu kebahagiaan di dalam hatinya , melainkan bila dia dapat membaca Al Quran sampai khatam dengan keikhlasan hati.

Adab Membaca Al QuranImam Alghazali didalam kitabnya Ihya Ulumuddin menguraikan bagiamana tatacara membaca Al Quran: Adab batin dan adab lahirAdab batin yaitu dengan hati dan jiwa: Bagimana cara hati membesarkan kalimat Allah SWT. Dia harus yakin bahwa kalam yang dibacanya adalah bukanlah kalam manusia, melainkan kalam Allah Azza wa Jalla.Adab lahir:disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, lalu mengambilnya dengan tangankanan, dan memegangnya dengan ke 2 belah tangan.disunatkan membacanya di tempat yang bersih, (surau , rumah mushallah), yang paling utama di Mesjid.disunatkan menghadap ke kiblat, khusuk dan tenang, sebaiknya dengan pakaian yang pantas.ketika membaca, mulut hendaknya bersihSebelum membaca disunatkan membaca Ta awwudz disunatkan membaca Al Quran dengan tartil (Q.S. 73:4)bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat tsb dan maksudnya.disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu (Zayyinulquraanabiaswaatikum)Janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain."Batas untuk mempelajari Al Quran itu hanya bila seseorang sudah diantar ke liang kubur."

Dikutip dari Yulis ZulfiadiSumber: Al Qur’anulkarim (Geschenk von Bilal Mosche Aachen)/ (Hadiah dari Mesjid Bilal Aachen).

PROFIL PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

PROFIL PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
SD ISLAM SABILILLAH MALANG
(Every Day With Al-Qur’an)

A. PENDAHULUAN
SD Islam Sabilillah Malang
Dalam era globalisasi ini keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas tidak dapat ditawar-tawar lagi. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dapat dipastikan suatu bangsa (termasuk bangsa Indonesia) akan tersisih dalam percaturan dunia. Untuk mengantisipasi era globalisasi tersebut, pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian unggul, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, sehat jasmani dan rohani, memiliki rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan, serta berorientasi masa depan.
SD Islam Sabilillah Malang didirikan dalam rangka menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas yang memiliki keunggulan dalam kometmen keislaman, komitmen kebangsaan (cinta tanah air), dan kecendikiaan. SD Islam Sabilillah Malang dikembangkan pada tahun 1996 oleh sebuah Tim Pengembang yang solid secara subtansif maupun metodelogis. Tim Pengembang tersebut terdiri atas 3 orang Profesor Kependidikan, 4 orang Magister Pendidikan, dan 1 orang tokoh Ulama’. SD Islam Sabilillah Malang diresmikan pada tanggal 29 Desember 1997 oleh Bapak Wali Kota Malang yang dihadiri juga oleh Bapak Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Pusat Jakarta. Sejak saat itu SD Islam Sabilillah Malang senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan fasilitasnya.
Sejak tahun pertama berdiri sampai dengan sekarang animo masyarakat terhadap SD Islam Sabilillah Malang sangat baik dengan ditandai jumlah pendaftar yang semakin meningkat, terlebih lagi dengan dikembangkannya pendidikan karakter dalam rangka membentuk budi pekerti siswa yang jujur, bertanggungjawab, disiplin, hormat dan santun, tolong menolong, peduli, rajin, sabar, hemat, tidak egois, percaya diri, kreatif, toleransi, menjaga kebersihan, dan rajin ibadah.

Sejarah Pengajaran Qiraati di SD Islam Sabilillah Malang
SD Islam Sabilillah Malang berdiri sejak tahun 1997/1998, pada saat itu Tim Pengembang mempunyai 3 komitmen yang dikembangkan yaitu, komitmen keislaman, komitmen kebangsaan, komirmen kecendikiaan, khususnya komitmen keislaman yang mengembangkan keagamaan melalui, pembelajaran Agama Islam, Penanaman Aqidah pagi (PAP), Bahasa Arab, dan pembelajaran Al-Qur’an dengan tujuan bukan hanya membaca dan mengetahui tentang keislaman namun harus dapat membaca dan mengetahui dan mengamalkan materi-materi keislaman yang telah diperoleh. Maka pada saat itulah tim pengembang melakukan penjajakan (pengakajian) di sejumlah TPQ di Kabupaten dan Kota Malang untuk memperoleh informasi pengajaran Al-Qur’an yang baik dan benar serta berkualitas baik. Maka pada saat itu ada TPQ BAIPAS yang memakai metode Qiraati,yang ditunjuk untuk mengajukan program pengajaran Al-Qur’an yang tepat dan efesien menurut standart Qiraati Pada umumnya, setelah dipelajari oleh tim pengembang SD Islam Sabilillah Malang, maka program yang diajukan oleh TPQ BAIPAS dapat dipahami dan dapat diterima. Pada tahun 2000 guru Al-Qur’an bertambah 1 (satu) orang dan mengadakan Khotaman/Wisuda pertama sebanyak 27 siswa. Pada tahun 2001 guru Al-Qur’an bertambah 4 (empat) orang dan pada tahun 2002 guru bertambah 2 (dua) serta dilaksanakan Khotaman/Wisuda kedua sebanyak 61 siswa. Khotaman yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2003 sebanyak 112 siswa. Keseluruhan guru Al-Qur’an sebanyak 8 (delapan) orang yang sudah lulus tashih dan bersyahadah qiraati.


Visi dan Misi
1. Visi Sekolah dan Visi Qiraati (Materi Silanas, hal 16)
a. Visi Sekolah
1. Komitmen Keislaman
2. Komitmen Kebangsaan
3. Komitmen Kecendikiaan
b. Visi Qiraati
- Qiroati menyebarkan ilmu pengetahuan bukan menyebarkan buku
- Qiraati menanamkan cara membaca alqur’an yang benar dengan tartil

2. Misi Sekolah dan Misi Qiraati (materi Silanas, hal 16)
a. Misi Sekolah
1. Pemahaman yang luas dan benar tentang ajaran Islam
2. Keyakinan yang benar dan mantap terhadap ajaran Islam
3. Motivasi yang tinggi dalam mengamalkan ajaran Islam
4. Pemahaman yang luas dan benar tentang falsafah dan budaya bangsa
5. Keyakinan yang benar dan mantap terhadap falsafah dan budaya bangsa
6. Motivasi yang tinggi dalam mengamalkan falsafah dan budaya bangsa
7. Cendikia Intelegency Question
8. Cendikia Emotional Question
9. Cendikia Spiritual Question
b. Misi Qiraati
1. Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Qur’an dari segi bacaan yang benar (Tartil) sesuai dengan kaidah tajwid. (meluruskan bacaan yang salah kaprah)
2. Menyebarkan Ilmu bukan menjual buku
3. Mengingatkan para guru agar hati-hati jika mengajarkan Al-Qur’an
4. Meningkatkan kwalitas pendidikan pengajaran Al-Qur’an

B. TUJUAN DAN TARGET METODE QIRAATI
a. Tujuan Metode Qiraati (Minhaj Qiraati, hal 17-19)
1. Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah tajwidnya, sebagai mana bacaannya Rosulullahi shallallahu’alaihi wasallam.
2. Menyebarluaskan ilmu bacan Al-Qur’an yang benar dengan cara yang benar.
3. Mengingatkan kepada guru-guru Al-Qur’an agar dalam mengajarkan bacan Al-Qur’an harus hati-hati, jangan sembarangan.
4. Meningkatkan kwalitas pendidikan pengajaran ilmu baca Al-Qur’an
b.Target Qiraati (Sistem Qaidah Qiraati, hal 15)
1. Target Metode Qiraati
a. Dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil yang meliputi :
- Makhroj dan sifat huruf sebaik mungkin
- Mampu membaca Al-Qur’an dengan bacaan tajwid
- Mengenal bacaan ghorib dalam praktek
2. Target Metode Qiraati SD Islam Sabilillah

Kelas I
- Jilid 1 ( hal 1 – 44 )_
- Jilid 2 ( halaman 1 - 22)
- Jilid 2 ( hal 22 – 44)
- Jilid 3 ( hal 1 – 44 )
Setiap pertemuan minimal satu halaman
Kelas II
- Jilid 4 ( hal 1 – 44 )
- Jilid 5 ( hal 1 – 22 )
- Jilid 5 ( hal 22 – 44 )
- Jilid 6 ( hal 1 - 44)
Setiap pertemuan minimal satu halaman
Kelas III
Al-Qur’an, tajwid dan ghorib
Al-Qur’an, tajwid dan ghorib
Akhir semester siswa dapat ditashih
Kelas IV
Al-Qur’an Juz 1-5
Program lanjutan tilawah dan hafalan juz amma
Al-Qur’an Juz 6-10
Program lanjutan tilawah dan hafalan juz amma
Bagi siswa yang belum wisuda / khotam diberi-kan pembinaan intensif
Kelas V
Al-Qur’an Juz 11-15 Program lanju tan, tila wah dan hafalan juz amma
Al-Qur’an Juz 15-20
Program lanjutan, tila wah dan hafalan juz amma
Bagi siswa yang belum wisuda / khotam diberi-kan pembinaan intensif
Kelas VI
Al-Qur’an Juz 21-25
Program lanjutan tila wah dan hafalan juz amma
Al-Qur’an Juz 26-30
Program lanjutan tila wah dan hafalan juz amma
Bagi siswa yang belum wisuda / khotam diberi-kan pembinaan intensif

3. Target Qiraati pada masing-masing jilid
a. Jilid 1
- Santri mampu menguasai bacaan huruf hijaiyah berharokat fathah dari Alif ( ) sampai dengan YA ( )
- Santri mampu menguasai huruf sambung (bergandeng)
- Santri mampu menguasai nama-nama huruf hijaiyah
b. Jilid 2
- Santri mampu menjaga kualitas target pada jilid 1
- Santri mampu menguasai harokat kasroh dan harokat dhummah
- Santri mampu menguasai bacaan panjang, fathah diikuti Alif ( ), kasroh diikuti ya sukun, dhummah diikuti wawu sukun
- Santri mampu menguasai angka-angka arab

D. ASATIDZ
Jumlah Asatidz
Mulai berdirinya SD Islam Sabilillah Malang sampai sekarang jumlah Asatidz dan Asatidzah sebanyak delapan (8) orang yang melalui lima tahapan penyaringan dan kesemuanya sudah lulus tashih dan bersyahadah qiraati.
Program Pembinaan Asatidz
1. Pembinaan Mingguan
Setiap satu minggu sekali Asatidz dan Asatidzah melakukan pembinaan sendiri yang dipandu oleh Koordinator Al-Qur’an. Kegiatannya antara lain tadarrus Al-Qur’an, Sosialisasi program Al-Qur’an.
2. Pembinaan Bulanan
Pembinaan bulanan dilakukan oleh Koordinator Qiraati Wilayah Malang II. Kegiatannya antara lain pembekalan Metodologi Pengajaran Qiraati dan supervisi bulanan.
3. Pembinaan Tahunan
Pembinaan tahunan dilakukan oleh Koordinator Pusat Qiraati (Ust. H. Bunyamin Dahlan) bersaman dengan kegiatan Wisuda/Khotaman Al-Qur’an.

E. SISTEM / ATURAN METODE QIRAATI (Minhaj, hal 19-21)
Membaca huruf-huruf Hijaiyyah yang sudah berharokat secara langsung tanpa mengeja
Langsung secara mudah dan praktis bacaan bertajwid secara baik dan benar.
Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan berkesinambungan (saling terkait satu sama lainnya).
Menerapkan belajar dengan cara “Sistem Modul / Paket”.
Menekankan pada “banyak latihan membaca”. Sistem “drill”.
Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan murid.
Evaluasi dilakukan setiap hari (setiap pertemuan)
Belajar dan mengajar secara “Talaqqi – Musyafahah”.
Guru pengajarnya harus “di tashih” terlebih dahulu bacaannya (Ijazah Bilisani)

F. PRINSIP DASAR METODE QIRAATI (Minhaj, hal 21-22)
1. Prinsip Dasar Bagi Guru Pengajar
a. DAK – TUN (Tidak boleh menuntun)
Dalam mengajarkan buku Qiraati, guru tidak diperbolehkan menuntun namun hanya diperbolehkan membimbing, yakni :
- Memberi contoh bacaan yang benar
- Menerangkan pelajaran (cara membaca yang benar dari contoh bacaan tadi)
- Memberikan contoh bacaan yang benar sekali lagi
- Menyuruh murid membaca sesuai dengan contoh
- Menegur bacaan yang salah / keliru
- Menunjukkan kesalahan bacaan tadi
- Mengingatkan murid atas pelajaran / bacaan yang benar
- Memberitahukan bagaimana seharusnya bacaan yang benar itu.
b. TI – WAS – GAS (Teliti – Waspada - Tegas)
Dalam mengajarkan ilmu baca Al- Qur’an, sangatlah dibutuhkan ketelitian, keawspadaan dan ketegasan dari seorang guru, karena akan sangat berpengaruh atas kefasihan dan kebenaran murid dalam membaca ayat-ayat Al-qur’an.

Teliti :
a. Seorang guru Al-Qur’an haruslah meneliti bacaannya, apakah bacaannya itu sudah benar atau belum, yakni melalui tashih bacaan.
b. Seorang guru Al-Qur’an harus sealu teliti dalam memberikan contoh-contoh bacaan Al-Qur’an secara benar kepada murid-muridnya.

Waspada :
Dalam menyimak bacaan Al-Qur’an dari murid-muridnya guru harus selalu teliti / seksama dan waspada, jangan lengah.

Tegas :
Guru harus tegas dalam menentukan penilaian (evaluasi kelancaran) bacaan murid, jangan segan - segan dan ragu - ragu.


c. Memperhatikan siswa.
Guru harus benar-benar memperhatikan seluruh anak didiknya ketika pembelajaran berlangsung. Disamping itu guru dituntut membuat suasana menyenangkan sehingga siswa aktif membaca tanpa dituntun. Misalnya ada siswa yang lambat membaca guru mengetahuinya dengan baik. Selanjutnya guru dengan sungguh-sungguh memberi contoh dal latihan kepada siswa sampai ia mampu membaca dengat tepat, cepat dan benar.
d. Memberi motivasi.
Guru selalu memberikan motivasi dan pujian tiap pembelajaran berlangsung, sehingga anak didik senang membaca. Dengan senang membaca diharapkan secara bertahap siswa akan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Pemberian pujian, motivasi dapat dilakukan pada waktu pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Pemberian motivasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.

2. Prinsip Dasar Bagi Murid
a. CBSA + M (Cara Belajar Siswwa Aktif dan Mandiri)
Dalam belajar membaca Al-qur’an, murid sangat dituntut keaktifannya dan kemandiriannya, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan motivator saja.
b. LCTB (Lancar Cepat Tepat dan Benar)
Dalam membaca Al-Qur’an murid untuk membaca secara lancar/ fasih, yakni :
- Cepat dalam membaca, tanpa mengeja
- Tepat dalam membaca, tidak keliru dalam membaca huruf yang satu dengan huruf yang ainnya
- Benar ketika membaca hukum-hukum bacaan, hukum-hukum Mad, Waqof, Ibtida’, Gharibul gharib, Tajwid, dan lain-lain.

G. FILOSOFI METODE QIRAATI (Minhaj, hal 23)
Sampaikanlah materi pelajaran secara praktis, simple dan sederhana sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak-anak, jangan terlalu rumit dan berbelit-belit.
Berikanlah materi pelajaran secara bertahap dan dengan penuh kesabaran.
“Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-anak, karena mengajarkan yang benar itu mudah”.

H. MOTTO METODE QIRAATI (Minhaj, hal 23)
Hadits Rasulullah ‘alaihi wasallam :


“Sebaik-baik (yang paling utama) diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”. (HR. Bukhori dari Utsman bin Affan RA)
Qiraati itu mudah dan dapat digunakan oleh semua orang untuk belajar dan mengajarkan ilmu baca Al-Qur’an, namun tidak sembarang orang diperbolehkan mengajarkan Qiraati, kecuali bagi yang sudah ditshih.
Qiraati ada dimana-mana, namun tidak akan kemana-mana.
`
I. TEKNIK / CARA MENGAJAR METODE QIRAATI(Minhaj, hal 23-27)
i. Strategi Mengajar Qiraati
1. Sorogan / Individual / Privat (1963 – 1986)
Sebelum tahun 1986 saat awal diterapkan Qiraati (1963) sampai berdirinya TKQ, selama kurun waktu ini pengajaran Al-Qur’an secara individual/sorogan. Yaitu : murid membaca secara individu maju satu persatu kepada guru sesuai halaman masing-masing, selesai langsung pulang tanpa menunggu teman yang lain. Mengingat tidak ada pelajaran lain seperti : do’a harian, kalimah thoyyibah hafalan surat-surat pendek, bacaan sholat dan lain –lain, kecuali Al-Qur’an saja.
Kelebihan dan kekurangan metode Sorogan/Individual :
Kelebihan
- Sangat baik untuk lembaga yang sangat minim guru dan fasilitas sementara murid melimpah.
- Jumlah ruangan yang tidak mencukupi kebutuhan
- Dalam satu kelas terdiri dari berbagai jilid
- Konsentrasi penuh sehingga hasil bisa maksimal
Kekurangan
- Tidak ada kompetisi diantara sesama murid
- Sangat merugikan bagi lembaga yang punya fasilitas lengkap guru dan ruang cukup
- Tempo belajar hanya beberapa menit saja, dari satu jam yang tersedia
- Kesempatan untuk belajar mengoreksi bacaan teman tetutup
- Kelas bising, sehingga anak belajar kurang nyaman
- Jika bertmpat dimasjid atau mosholla, mengganggu para jemaah yang sedang beribadah.

2. Klasikal Individual (1986 – 1993)
Mulai tanggal 1 Juli 1986 saat sudah ada TKQ, pengajarannya tidak lagi secara individual, melainkan secara klasikal individual. Yaitu : mengajar dengan cara membagi waktu menjadi dua, sebagaian waktu digunakan untuk membaca secara bersama-sama (klasikal) selebihnya untuk individu, sesuai dengan kemampuan.
Misalnya :
· 10 – 15 % waktu untuk klasikal, misal hari ini pokok pelajaran I berikut latihannya dan esok hari pokok pelajaran II beserta latihannya, dst.
· 85 – 90 % waktu untuk individu sesuai dengan pelajaran masing-masing.



Kekurangan dan kelabihan metode Klasikal Individual :
a. Kelebihan :
- Siswa lebih lancar membaca, sebab disamping membaca sendiri, juga menyimak temannya yang berarti membaca didalam hati
- Cocok untuk lembaga yang lengkap fasilitasnya guru dan murid berimbang serta tempat atau ruang yang memadai
- Kesempatan untuk belajar mengoreksi bacaan temannya lebih terbuka/lebih gampang
b. Kekurangan :
- Ketika individual kelas cendrung tidak terkontrol
- Waktu yang ada kurang maksimal

3. Klasikal Baca Simak (KBS 1993 – 1998)
Tahun sekitar 1993 mulai diterapkan pengajaran dengan dua metode :
a. TKQ
- Jilid I dan II dengan klalisakal individual
- Jilid III s.d VI dengan klasikal baca simak
e. TPQ
- Jilid I dengan metode Individual
- Jilid II, III, dan IV dengan metode klasikal baca simak
Yaitu : mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan secara individu pada halaman latihan sesuiai halaman masing-masing, disimak oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Contohnya :
Mengajar TK jilid IV dengan jumlah santri 20 orang anak terdiri dari :
Pokok pelajaran I halaman 1 – 4 : 5 anak ( a, b, c, d, e )
Pokok pelajaran II halaman 5 – 6 : 5 anak (f, g, h, i, j )
Pokok pelajaran III halaman 7 – 9 : 5 anak (k, l, m, n, o )
Pokok pelajaran IV halaman 10 – 11 : 5 anak ( p, q, r, s, t )

Mulai dari pokok pelajaran I (halaman 1 – 4 )
- Halaman judul diterangkan dan diberi contoh beberapa baris sampai betul-betul faham.
- Semua anak membaca bersama-sama dua atau tiga baris awal pada halaman judul, boleh juga separuh halaman judul
- Baris selebihnya dibaca secara bergantian oleh a – e, sampai halaman 4, masing-masing satu s.d dua baris dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya
- A dan b lancar tanpa salah, maka meraka punya hak mengikuti pokok pelajaran II bersama-sama dengan f – j
- C dan D lancar sampai halaman 4 tapi ada salahnya 2 X, hari berikutnya langsung pokok pelajaran II
- Sedang e hanya mampu menyelesaikan sampai halaman 3, tidak lancar dan banyak salahnya, esok hari mengulangi lagi dari halaman yang tidak lancar tadi atau halaman yang banyak salahnya
- Jika ada bacaan yang salah anak yang lain menegur dengan cara mengucapkan kata “ salah “ sampai 2 X
- Begitu seterusnya pokok pelajaran II, III, IV dengan cara yang sama.

Langkah- langkah pembetulan kesalahan baca pada anak :
a. Berikan kesempatan sampai 2 X lagi untuk memperbaiki kesalahan bacaan.
b. Jika tetap masih salah juga, tanyakan kepada yang lainnya siapa yang bisa membaca dengan benar ?, apa salahnya ? dan bagaimana yang benar ? dan sebagainya
c. Tidak ada satu muridpun bisa menjawab, guru membimbing menunjukkan tempat yang salah dan membetulkan bersama-sama.
d. Dan jangan sekali-kali guru langsung memberikan bacaan yang benar !, kecuali sangat terpaksa dan ini langkah terakhir
e. Anak tersebut mengulanginya lagi dengan bacaan yang sudah diberikan.


Kelebihan dan kekurangan metode Klasikal Baca Simak :
a. Kelebihan
- Siswa lebih lancar membaca, disamping lisan membaca juga menyimak (membaca dalam hati)
- Suasana kelas tenang, PBM lancar dan enak.
b. Kekurangan :
- Siswa yang merasa sudah bisa membaca, biasanya ogah-ogahan menyimak.

4. Klasikal Baca Simak Murni (KBSM) : 1998 – sekarang.
Semua siswa menerima pelajaran yang sama , dengan cara membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca individu 1 – 2 baris pada halaman latihan secara bergantian ( dari halaman 1 – akhir ) pada pokok pelajaran tadi, yang lainnya menyimak bersama-sama dengan guru.
Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar, jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok pelajaran habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran I dan baru pindah kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas.
Dalam metode ini guru bisa mengajarkan 2 s.d 3, bahkan 4 pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam buku sudah terbaca, maka siswa yang sudah mencapai LCTB diteskan. Sedang yang belum LCTB diulang dari awal lagi dengan cara seperti diatas, dan kenaikan tetap individu.
Contohnya :
Mengajarkan jilid II SD dengan jumlah murid = diatas
Mulai dari pokok pelajaran I
- Halaman judul diterangkan dan diberi contoh bebrapa baris sampai betul-betul paham
- Semua anak membaca bersama-sama dua atau tiga baris awal pada halaman judul, boleh juga separoh halaman judul
- Baris selebinya dibaca secara bergantian oleh seluruh anak, dari halaman 1 – 6, masing-masing satu s.d dua baris dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya
- Jika memungkinkan untuk menambah pokok pelajaran brikut, hari itu juga ditambah dengan cara seperti pokok pelajaran I
- Hari esok tinggal melanjutkan pokok pelajaran berikutnya
- Anak yang baru masuk langsung ikut menyesuaikan yang lama.

Kekurangan dan kelebihan metode Kalsikal Baca Simak Murni :
a. Kelebihan :
- Lebih lancar membaca
- Menyimak terus
- Kelas tertib dan PBM lancar
- Lebih kritis terhadap bacaan teman-temannya
- Lebih banyak berkonsentrasi
- Pengajaran lebih fleksibel karena banyak pilihan
b. Kekurangan :
- Tidak baik untuk jilid I TK Maupun SD
- Wali murid susah mengetahui secara pasti halaman putrinya.

Penilaian Klsikal Baca Simak Murni (KBSM) :
L + : Lancar tanpa salah dan punya kemampuan lebih dari temannya
L : Lancar tanpa salah
L - : salah 1 –2 X
Cl : salah 3 X
KL / TL : salah lebih dari 3 X

Penilaian Klasikal Baca Simak Murni (KBSM) di SD Islam Sabilillah Malang :
I : Istimewa, bacaan lancar tanpa salah
L + : Lancar, bacaan salah 1
L - : Lancar, bacaan salah 2
KL : Lancar, bacaan salah 3

ii. Tahapan Mengajar Metode Qiraati
a. Tahapan Mengajar Secara Umum
1. Tahap Sosialisasi
a. Penyesuaian dengan kesiapan dan kemampuan murid
b. Usahakan murid merasa senang dan bahagia dalam belajar.
2. Kegiatan Terpusat
a. Penjelasan dan contoh-contoh dari guru, murid menyimak dan menirukan contoh bacaan dari guru.
b. Murid aktif memperhatikan dan mengikuti petunjuk dari gurunya.
3. Kegiatan Terpimpin
a. Guru memberi komando (aba-aba, ketukan, dll) ketika murid membaca secara klasikal maupun secara individual
b. Secara mandiri murid aktif membaca dan menyimak, guru hanya membimbing dan mengarahkan.
4. Kegiatan Klasikal
a. Secara klasikal murid membaca bersama-sama
b. Sekelompok murid membaca, kelompok yang lainnya menyimak.
5. Kegiatan Individual
a. Secara bergantian / bergiliran, satu persatu murid membaca (individual)
b. Secara bergantian / bergiliran, satu persatu murid membaca beberapa baris atau satu halaman (tergantung kemampuan murid), murid yang lainnya menyimak (unutk strategi Klasikal Baca Simak)
c. Sebagai evakuasi terhadap kemampuan masing0masing murid.

c. Tahapan Mengajar Secara Khusus
1. Appersepsi
a. Mengulang materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya
b. Memberi contoh dan menerangkan materi pelajaran baru.
2. Penanaman Konsep
a. Memberi penjekasan / keterangan mengenai materi pelajaran baru.
b. Mengusahakan murid memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan
3. Pemahaman
Latihan secara bersama –sama atau secara kelompok / group
4. Keterampilan
Latihan –latihan secara individu untuk mengetahui tingkat kemampuan (kelancaran) murid dalam membaca.
Catatan :
- Diharapkan guru dapat mengembangkan semmua tahap sesuai dengan situasi dan kondisi Proses Belajar Mengajar
- Setiap tahap harus dapat berjalan dengan baik sebelum masuk ketahapan berikutnya. Bilama perlu masing-masing tahap dapaty diulang sesuai dengan kondisi dan kemampuan murid.

J. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN METODE QIRAATI (Exlusive, hal 6-26)
Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, bila pembelajaran dilaksanakan sebaik-baiknya dengan petunjuk yang benar. Petunjuk yang ada hanya sebatas memberikan bekalan dasar kepada guru. Sedang yang esensial adalah guru harus menambah pengetahuannya melalui pengalaman yang memadai melalui pengajaran langsung.

1. Pembelajaran Jilid 1
Kunci buku Jilid I pengenalan huruf. Jika siswa belum menguasai bacaan dengan benar, maka ia tidak diperkenankan naik jilid berikutnya (jilid 2). Pembelajaran pra TK/TK dibedakan dengan Sekolah Dasar (SD) atau yang pernah belajar Al-Qur’an sebelumnya.

1. Halaman 1.
Pokok bahasan : pengenalan huruf A dan BA
Pelaksanaan pembelajaran Qiraati untuk siswa sekolah dasar atau yang pernah belajar Al-Qur’an dilakaukan dengan rangkaiansebagai berikut :
i. Penggunaan peraga (guru/kelas)
iii. Guru menunjukkan bacaan A dan BA secara acak yang tersebar pada halaman pertama
iv. Guru memberikan contoh pada baris pertama
v. Guru meminta siswa membaca semua bacaan pada halaman pertama hingga siswa mampu membaca dengan lancar, cepat dan tepat. Pada saat guru meminta membaca, guru menunjukkan bacaan yang sama terlebih dahulu kepada siswa, kemudian bacaan yang menggunakan huruf awal yang menjadi pokok bahasan, tengah dan akhir, serta diacak secara bebas.
vi. Bila sis maish melakukan kesalahan pada baris pertama atau bacaan tertentu, mintalah siswa untuk mengulangi sekali lagi sampai benar. Ketika meminta siswa untuk mengulang, usahakan siswa tidak merasa rendah diri atau bosan.
vii. Setelah siswa menguasaihalaman pertama tanpa salah, siswa dapat dipindahkan halaman berikutnya.

2. Halaman 2
Pokok Bahasan : membaca huruf TA. Pokok pembahasan pembelajaran huruf TA sama dengan hurf A dan BA. Huruf TA diajarkan sesuai dengan makhroj yang tepat yaitu Hams.

3. Halaman 3 sampai 10
Pokok bahasan : TSA, JA, HA, KHA, DA, DZA, RO, dan ZA.
Catatan :
- Siswa SD usia 7- 10 tahun, ketika membaca halaman 1 – 10 akan menemui banyak kesulitan.
- Menyelesaiakan masalah tersebut membutuhkan waktu yang lebih banyak dan kesabaran dari guru.
- Guru juga harus mengajarkan huruf dengan makhroj yang tepat dan benar.
- Guru guru sangat dianjurkan untuk tidak ragu membenarkan bacaan siswa yang makhorijul hurufnya tidak sesuai. Kesulitan awal terletak pada huruf A, BA, TA, dan TSA.

4. Halaman 11.
Pokok bahasan : membaca huruf SA
Cara mengajarkannya : cara mengajarkannya seperti seperti mengajar halaman 1.
Catatan :
Huruf SA merupakan salah satu huruf dari tiga huruf shofir (desis). Huruf shofir terdiri dari ZA, SA, SHO. Oleh karena itu, ketika mengajarkan huruf-huruf ini guru harus bisa memberikan contoh terlebih dahulu dengan memperjelas desisnya huruf dibarengi, siswa memperhatikan mulut guru. Selanjutnya siswa mengucapkan bacaan dan guru memperhatikan. Guru memperbaiki bacaan siswa yang kurang, dengan cara meminta siswa membaca berulang-ulang bacaan yang masih salah atau tertukar, sampai bacaan benar.

5. Halaman 12.
Pokok bahasan : mampu mengucapkan perbedaan antara SA dan SYA.
Cara mengajarkannya :
- guru memberi contoh bacaan
- siswa mengikuti bacaan sampai pengucapannya benar
- ketika memberi contoh, guru meminta siswa melihat mulutnya. Dan ketika siswa menirukan, guru juga melihat siswa.
- Jika siswa melakukan kesalahan pengucapan, guru harus berusaha memperbaikinya. Selanjutnya siswa diminta membaca buku Qiraati dengan cara seperti halaman sebelumnya.

6. Halaman 13.
Pokok bahasan : membaca huruf SHO.
Cara mengajar seperti mengajar halaman 1
Catatan :
- guru harus ingat bahwa huruf SHO tidak hanya termasuk huruf shofir, tetapi juga termasuk huruf isti’la dan ithbaq.
- Ketika mengajarkan huruf ini harus mencakup keseluruhan sifat huruf dalam satu kali ucap.

7. Halaman 14 – 16.
Pokok bahasan : membaca huruf DHO, THO, DZO.
Cara mengajarkannya seperti mengajar halaman 1n dan perhatikan catatan pengajaran halaman 13.
Catatan :
- Perhatikan huruf yang termasuk shofir, tafkhim (tebal), bahkan ithbaq (lebih tebal/tinggi). Huruf-huruf tafkhim/ isti’la adalah : SHO, DHO, THO, KHO, dan GHO. Huruf-huruf ithbaq adalah SHO,DHO THO dan DZO.
- Cara mengucapkan huruf-huruf tfkhim dan isti’la dengan mudah dengan cara menjorokkan kedua bibir kemuka dan terbuka serta lidah disesuaikan kehuruf masing-masing (lebih jelas tanyakan kepada ahli Al-Qur’an, cara mengucapkan huruf-huruf tersebut secara benar baik sukun, fathah, kasroh dan dhummah).

8. Halaman 17.
Pokok bahasan : membaca huruf ‘A
Cara pengajaran perhatikan catatan pengajaran huruf SA dan SYA. Minta siswa mengucapkan berulang-ulanmg sampai siswa dapat membaca dengan benar.

9. Halaman 19-20.
Pokok bahasan : membaca huruf ‘A, GHO, FA dan QO.
Cara pengajarannya seperti halaman 1.
Catatan :
Perhatikan pengajaran huruf “A pada halaman 17 dan pengajaran huruf DO, THO, dan DZO.

10. Halaman 21.
Pokok bahasan : mampu membaca huruf KA
Cara pengajaran seperti mengajar halaman 1. Insya Allah untuk pokok bahasan ini siswa sudah lancar membaca sehingga siswa bisa langsung diminta membaca.

11. Halaman 22.
Pokok bahasan : mampu membaca huruf LA.
Cara pengajarannya sebagai berikut :
- Memberi contoh bacaan LA sambil menunjukkan tulisannya
- Tunjukkan fungsi-fungsi tanda sama dengan (=) yang menunjukkan bahwa tulisan tersebut dibacanya sama.
- Tunjukkan tulisan secaa acak dan minta siswa untuk membacanya.
Catatan :
Tulisan dikotak bagian bawah halaman dibaca dengan bacaan huruf asli, seperti Alif, ba, Ta, Tsa, Jim dan seterusnya.

12. Halaman 23.
Pokok bahasan : mampu membaca huruf MA
Cara pengajarannya seperti pengajaran huruf LA
Catatan :
Pengucapan huruf MA, bibir hanya sekedar rapat.


13. Halaman 24-28.
Pokok bahasan : membaca huruf NA, WA, HA, YA.
Cara pengajarannya seperti pengajaran huruf LA dan MA.

14. Halaman 29-30.
Pokok bahasan : latihan dari halaman pertama sampai halaman 28. pelajaran halaman ini transisi, dari elajaran huruf lepas menuju pelajaran huruf sambung. Siswa harus dapat membaca dengan cepat dan tepat (tartil) ketika guru memintanya membaca.

15. Halaman 31.
Pokok bahasan : membaca huruf sambung.
Cara pengajaran :
- Tidak menunjukkan huruf yang bersangkutan adalah huruf awal, tengah, dan akhir.
- Mengajar sesuai dengan kemampuan siswa.
Untuk Siswa yang memiliki kemampuan lebih :
1. Meminta siswa membaca pakak bahasan yang terpus
2. Meminta siswa membaca pakok bahasan sambung dengan kalimat yang sama ang dibaca siswa pada kaliamat terputus. Insya Allah siswa mampu membaca dengan cepat dan benar, karena siswa melihat tanda sama dengan ( = ) seperti pada halaman 22 dan melihat pada titik yang ada pada huruf yang dibaca.
3. Siswa membaca kalimah lain pada garis pertama,apabila ia mampu dengan cepat cobalah diacak.
4. Bila siswa masih salah membaca, ingat !!! Prinsip mengajar “tidak menuntun, teliti dan waspada.

Yang memiliki kemampuan kurang:
1. Mintalah siswa melihat titik yang dimiliki setiap huruf
2. Bila siswa tidak membaca, tunjukkan persamaan antara pokok bahasan terputus dengan pokok bahasan sambung, ini…, ini sama dengan ini...,dan ini…. sama dengan ini…..sambil menunjuk BA terputus dengan BA sambung, TA terputus dengan TA sambung, dan STA terputus dengan STA sambung sekaligus mengingatkan siswa pada jumlah titiknya.
3. Setelah siswa mampu membca tepat/ benar, cobalah siswa diminta membaca kalimah baris pertama selanjutnya diacak, namun terlebih dahulu menghindari klimah yang menggunakan Alif.
4. Bila siswa masih salah membaca ingat !!! Prinsip mengajar “tidak menuntun, teliti dan waspada.

16. Halaman 32 -38
Pokok bahasan : membaca bentuk-bentuk huruf sambung dari JIM, SIN, SYIN, SHO,DHO, A’IN, GHO, KAF, NUN, dan HA awal, tengah dan akhir, serta berdiri sendiri.
Cara pengajara halaman 31:
- Guru harus selalu memperhatikan setiap pengucapan huruf oleh siswa
- Jika siswa salah membaca maka guru harus membimbing dengn menunjuk pokok bahasan dan kalimah lain pada halama yang sedang diajarkan.

17. Halaman 39.
Pokok bahasan : membaca bentuk-bentuk Hamzah.
Cara pengajarannya :
- Contohkan bacaan hamzah yang benar kepada siswa. Misalnya ini …. Maksudnya hamzah membacanya A, ini….. maksudnya Alif atu A membacanya juga A, demikian seterusnya. Coba kamu lihat tanda ini ( = ), seperti halaman 22 yang artinya sama, sambil guru menunjukkan bahwa YA, WA, Alif dan … tidak dibaca atau diperhatikan. Yang dibaca atu diperhatikan ini … maksudnya Hamzah. Selanjutnya siswa diminta untuk mengikuti bacaan tanpa melihat tulisan lain, kecuali pokok bahasan.
- Bila siswa telah menguasai pokok bahasan, siswa diminta untuk membaca secara acak sampai menguasai. Selanjutnya siswa membaca kalimah baris awal dan diacak.
18. Halaman 40.
Pokok bahasan : membaca huruf YA sambung.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 31 dan 32.

19. Halaman 41-43.
Lihat pelajaran halaman 1 sampai halaman 40

20. Halaman 44.
Ujian akhir dan kenaikan jilid.
Cara pengujian :
- penguji bukan guru pembimbing sehari hari
- teknik pengujian :
i..pengujian tidak boleh menuntun
ii.. siswa membaca dengan cepat, tepat secara acak
- Krieteria penilaian :
Jenis bacaan yang layak naik jilid adalah lancar, tepat, tartil, (tidak terbata – bata), tidak memanjangkan satu huruf pun dan tidak membaca terputus-putus.
ii. siswa membaca lancar bukan karena hafal, bila itu terjadi cobalah siswa diminta membaca kembali halaman 40-43, dibimbing oleh guru.
iii. siswa membaca jilid 1 halaman 1 – halaman 43 lancar.

Catatan :
Ketartilan bacaan siswa selalu ditekankan pada jilid sejak jilid I. Kelancaran dan ketartilan dipengaruhi oleh nalar dan nafas. Nalar dan Nafas dapat dilatih sejak dini dengan cara mengulang-ulang.

2. Pembelajaran Jilid II
Kunci Jilid II mempelajari dan menguasai Mad Thobi’i secara keseluruhan.
1. Halaman 1.
Pokok bahasan : membaca kasroh ( I )
Siswa harus benar-benar mampu membaca huruf huruf yang berkasroh.
Cara pengajarannya :
- mintalah siswa untuk membaca DA dilanjutkan DI sambil menunjukkan tulisan yang terdapat pada buku
- untuk siswa yang belum dapat membaca bacaan DI dengan cara menunjukkan tulisan yang dibaca DI, lalu meminta siswa untuk membaca tulisan tersebut.
- Sebelum siswa membaca kalimah – kalimah yang menggunakan kasroh yang mengunakan pada latihan, coba tunjukkan kepada siswa dan minta siswa membaca huruf-huruf yang berharokat kasroh lainnya yang dimulai dari huruf DI pada kalimah WALADI, JAYADI, ROQODI.
- Setelah siswa membaca dengan tepat, cobalah dengan huruf berharokat lainnya, pada saat siswa diminta membaca huruf berharokat kasroh lainnya tidak mampu, buatlah analog yang mudah dimengerti siswa.
Caranya :
1. DA menjadi DI, MA ,menjadi MI, sekarang BA menjadi apa ?. Insya Allah siswa menjadi BI dst. Setelah siswa benar-benar menguasai huruf berkasroh, cobalah guru memberikan contoh kalimah lain yang diikuti siswa tanpa melihat buku. Berikan contoh kepada siswa sekali lagi pada baris pertama dan ia membaca sesuai dengan petunjuk guru.
2. Siswa membaca secara acak. Siswa membaca mulai dali kalimah yang sama dan mudah.
3. Ingat !!! ketika siswa belum menguasai bacaan kasroh gunakan analog sampai siswa benar-benar lancar membaca dan menguasai dengan baik.
4. kotak dibawah dibaca sesuai petunjuk halaman satu atau dapat dibaca A dan I. Cara mengucapkan harokat kasroh siswa diberitahu, yaitu dengan cara menarik kedua bibir kedalam.

2. Halaman 2 – 5.
Pokok bahasan : bahan latihan.
Cara mengajarnya :
- jika siswa mampu membaca pada halaman kedua di baris pertama dan kedua cobalah tunjukkan bacaan atau tulisan secara acak. Bila ternyata siswa mampu membaca dengan baik tanpa kesalahan, halaman siswa dapat dipindahkan terus sampai halaman 5
- angka yang terdapat pada kolom bawah agar dibaca. Caranya, guru memberitahu kemudian siswa membaca sendiri.

3. Halaman 6.
Pokok bahasan : menguasai Dhummah ( _ ).
Cara pengajarannya seperti halaman 1.
Catatan :
- guru memberi contoh pengucapan huruf berharokat Dhummah secara tepat sebelum siswa membaca. Ketika guru memberi contoh siswa harus melihat mulut gurunya kemudian menirukannya.
- Pengucapan huruf Dhummah menjorokkan kedua bibir sehingga membentuk bulatan kecil yang berbunyi U sempurna. Selanjutnya guru memperhatikan bacaan siswa. Ingat Jilid I halaman 11.

4. Halaman 7 – 10.
Pokok bahasan bahan latihan, seperti halaman 2 – 5.

5. Halaman 11.
Pokok bahasan : siswa mengauasai bacaan fathatain ( _ ).
Cara pengajarannya :
- tunjukkan pada siswa ini BA dan ini BAN
- selanjutnya ikuti seperti halaman 1 atau tunjukkan huruf lain yang berharokat Fathatain.

6. Halaman 12.
Pokok bahasan : bahan latihan

7. Halaman 13.
Pokok bahasan : menguasai bacaan Kasrotain ( _ ).
Cara pengajarannya sama seperti mengajar halaman 11.
8. Halaman 14 – 15.
Pokok bahasan : bahan latihan.

9. Halaman 16.
Pokok bahasan : menguasai bacaan Dhummatain ( _ ).
Cara pengajarannya sama seperti mengajar halaman 13.

10. Halaman 17 – 19.
Pokok bahasan : bahan latihan.

11. Halaman 20.
Pokok bahasan : menguasai bentuk – bentuk bacaan TA ( , , )
Cara pengajarannya :
- tunjukkan pada siswa bentuk – bentuk bacaan TA serta beri contoh cara pengucapannya.
- Mintalah siswa mengulang apa yang telah diucapkan guru (TA) yang sedang dipelajari.
- Setelah siswa memahami dan mampu mengucapkan bentuk-bentuk tulisan TA, mintalah siswa membaca kalimah yang ada dihalaman 20.
- Jika siswa menguasai bacaan atau tulisan TUN dengan baik, mintalah siswa membaca kalimah dibaris pertama. Jika ia mampu cobalah dengan acak. Insya Allah siswa mampu membaca dengan baik.

12. Halaman 21 – 22.
Pokok bahasan : bahan latihan.

13. Halaman 23.
Pokok bahasan : menguasai MAD Thobi’i dengan Alf ( )
Cara pengajarannya :
- cobalah siswa diminta langsung membaca pokok bahasan halaman 25. sebagian siswa membaca kalimah DAKHILUN dengan memanjangkan bacaan DA, padahal seharusnya tidak.
- Ketika siswa salah membaca, tindakan guru selanjutnya adalah memberi contoh dan siswa diminta memperhatikan.
- Jelaskan kepada siswa tentang fungsi Alif pada kalimah yang ditunjuk guru dan bagaimana cara membacanya. Untuk sementara bacaan MAD nya boleh melebihi 3 Alif atau dengan Zauq (perasaan). Yang harus ditekankan kepada siswa adalah ukuran MAD jelas.
- Tunjukkan kepada siswa perbedaan cara membaca kalimah dengan Alif dan kalimah tanpa Alif, sampai siswa faham dan mampu membaca perbedaan tersebut. Selanjutnya siswa diminta membaca pokok bahasan secara benar, dilanjutkan dengan membaca kalimah yang masih menggunakan Mad Alif terpisah, berikutnya yang dirangkai.
- Setelah siswa mampu membaca kalimah yang menggunakan Alif rangkai, siswa diminta membaca secaa acak.
Catatan :
- guru selalu mengingatkan siswa bacaan panjang dan pendek dengan cara banayak bertanya kepada siswa ketika akan mulai mulai atau ketika salah membaca.
- Bila siswa sudah mampu membaca dengan benar, guru bertanya ketika siswa salah membaca, lupa atau terburu-buru. Misalnya dengan ucapan mana yang panjang …., adakah yang panajang dan seterusnya ?. dengan demikian siswa akan mengetahui kesalahan dan dapat membenarkan sendiri. Mulai halaman 25 ketelitian dan kehati-hatian guru lebih ditingkatkan dan ditekankan.

14. Halaman 24.
Pokok bahasan : penajaman penguasaan MAD
Catatan : Kolom bawah dibaca sesuai huruf asli.

15. Halaman 25 – 27.
Pokok bahasan : bahan latihan.

16. Halaman 28.
Pokok bahasan : menguasai MAD dengan Alif pada huruf kedua.
Cara pengajarannya :
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 23. pada halaman ini siswa membaca kurang teliti dan cendrung salah.

17. Halaman 29.
Penajaman penguasaan MAD. Gunakan perasaan (zauq) ketika mengajar, agar siswa tidak mengikuti irama.
18. Halaman 30 – 32.
Pokok bahasan : bahan latihan

19. Halaman 33.
Pokok bahasan : menguasai MAD Shilah.
Cara pengajarannya :
- sama dengan car mengajar MAD Thobi’i
- tamabahannya, guru memberi contoh dan mengingatkan siswa terlebih dahulu bacaan MAD Shilah, bahwa setiap harokat fathah berdiri panjang dibaca panjang.
20. Halaman 34 – 35.
Pokok bahasan : bahan latihan.

21. Halaman 36.
Pokok bahasan : menguasai MAD dengan YA Sukun ( )
Cara pengajarannya :
- sama seperti pengajaran MAD Thobi’i
- guru harus memberikan contoh bacaan yang benar dan sering mengingatkan siswa akan tanda sukun pada YA. Misalnya, ini bacaannya panjang atau pendek sambil menunjuk kalimah dengan menunjukkan tanda panjang, bila ada. Selanjutnya siswa membaca sendiri.

22. Halaman 37 – 39.
Pokok bahasan : bahan latihan.

23. Halaman 40.
Pokok bahasan : menguasai MAD dengan Wawu Sukun.
Cara pengajarannya :
- cara pengajarannya sama seperti mengajar MAD pada umumnya.

24. Halaman 41- 43.
Pokok bahasan : bahan latihan.
25. Halaman 44.
Pokok bahasan : ujian kenaikan jilid.
Pelaksanaan ujian seperti pelaksanaan kenaikan julid I
Catatan : ada beberapa kalimah yang sulit dibaca siswa pada lembar ujian ini.

3. Pembelajaran Jilid III.
Kunci Jilid III seluruh bacaan Sukun. Dan bacaan Sukun menjadi prasyarat naik kejilid IV.
1. Halaman 1.
Pokok bahasan : menguasai bacaan Alif Jama (tertulis namun tidak dibaca atau tidak dianggap MAD ).
Cara pengajarannya :
- guru memberi contoh bacaan Kaanuu ( dan ) pada pokok bahasan dengan menunjuk kedua tulisan, dan siswa diminta memperhatikan tulisannya.
- guru memberitahu Alif yang dibaca dan Alif yang tidak dibaca dengan meunjuk tulisannya.
- Siswa membaca sendiri mulai dari pokok bahasan kemudian dilanjutkan baris pertama serta cobalah diacak.
- Latihan siswa membaca dengan hati-hati dan terus-menerus,khususnya pelajaran yang sedang dipelajari.

2. Halaman 2.
Pokok bahasan : menguasai bentuk-bentuk HA ( , , ) yang dipanjang kan dengan MAD Shilah.
Cara pengajarannya :
Sama seperti mengajar bentuk-bentuk TA.

3. Halaman 3.
Pokok bahasan : bahan latihan.

4. Halaman 4.
Pokok bahasan : menguasai bacaan huruf LAM Sukun.( ).
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa bacaan yang benar dan minta siswa untuk mengikuti. Misalnya ini …. Maksudnya dibaca A. dan ini …. Maksudnya dibaca AL, tidak boleh dibaca ALLL (dipanjangkan). Demikian bacaan ALWAHIDU, serta BAL dan BALDATUN.
- Kemudian siswa diminta untuk membaca baris pertama.
- Jikia siswa mampu membaca, lanjutkan baris berikutnya dan diacak.
- Agar siswa mampu membaca LAM Sukun dengan tepat, cobalah siswa diberi contoh cara membaca kalimah dengan benar dengan menekan pada huruf sebelum LAM Sukun.
Catatan :
- LAM Sukun dibaca dengan jelas
- LAM Sukun tidak dibaca dengan panjang.
- LAM Sukun tidak dibaca dengan suara E atau Tawallud.

5. Halaman 5.
Pokok bahasan : bahan latihan

6. Halaman.
Pokok bahasan : menguasai bacaan LAM Qomariyah ( )
Cara pengajarannya seperti mengajar LAM Sukun.

2. Halaman 7 – 9.
Pokok bahasan : bahan latihan

3. Halaman 10.
Pokok bahasan : menguasai bacaan SIN Sukun.
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa bacaan yang benar, kemudian guru meminta siswa mengikuti dengan emlihat pokok bahasan.
- Katakan kepada siswa bahwa setiap SIN Sukun harus mengeluarkan desis dan desisnya terdengar” sampai guru memberi contoh BIS …., MIS …. Danseterusnya.
- Selanjutnya siswa menirukan secara berulang – ulang sampai tepat.
- Dengan melihat pokok bahasan siswa diberikan pemahaman dan cara membaca yang benar pada pokok bahasan, serta baris pertama.
- Jika siswqa mampu membaca dengan benar pada baris berikutnya cobalah membaca kalimah lain secara acak.
Catatan :
- SIN termasuk huruf Shofir (desis)
- Lakukan seperti berikut, ini ……. Membacanya MASJIDUN dengan menunjuk kalimah.

4. Halaman 11 – 14.
Pokok bahasan : bahan latihan
Catatan :
- bacaan siswa tidak b oleh terputus, tawallud, salah membaca MAD dll.
- Kalimah pada kolom bawahdibaca sesuai huruf asli.

5. Halaman 15.
Pokok bahasan : menguasai huruf MIM dan BA.
Cara pengajarannya:
- berikan contoh kepada siswa tanpa memanjangkan huruf MIM Sukun
- selanjutnya guru memberi contoh bacaan kalimah YAMKU dan YAMSIKU secara benar. Sesuadah itu siswa mengikuti dan mengulang sampai bacaannya benar
- mintalah siswa membaca kalimah pada baris pertama.
Catatan :
- Saat siswa membaca, guru selalu dalam waspada dan teliti, agar jangan sampai siswa membaca MIM Sukun dengan berdengung.
- Selain itu, guru agar tidak melupakan prinsip dasar pengajaran 1 dan 2.

6. Halaman 16 – 18.
Pokok bahasan : bahan latihan
Catatan :
Utnuk halaman selanjutnya kolom pada kotak bawah selalu dibaca dengan memperhatikan :
· Huruf asli
· Tidak terputus
· Menggunakan ilmu tajwid

7. Halaman 19.
Pokok bahasan : menguasai MAD Lin dan WAWU sukun.
Cara pengajarannya :
- contohkan kepada siswa bacaan YUUMA dan YAUMA dengan melihat pokok bahasan. Ulangi berkali-kali bacaan YAUMA, bahkan dengan kaliamah laain agar siswa dapat menangkap pengertian bacaan yang sebenarnya
- bila siswa kurang tepat dalam membaca MAD Lin secara berulang – ulang, hinggga tidak terdengar bacaan yang diayun. Contoh yang benar hanya dapat dilakukan oleh guru yang pandai membaca Al- Qur’an.

8. halaman 20 – 25.
Pokok bahasan : bahan latihan.

9. halaman 26.
Pokok bahasan : mampu mem baca penggabungan 2 pokok bahasan yaitu LAM Qomariyah dan MAD Lin dengan WAWU Sukun.
Umumnya siswa membaca pelajaran ini banyak mengalami kesulitan dan terbalik-balik.
Cara pengajarannya :
- mintalah siswa membaca pokok bahasan WAL AU LAADI yang terputus, Insya Allah siswa mampu. Namun pada kalimah yang bersambung disebelahnya, siswa mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut mungkin disebabkan semua tulisan hampir sam termasuk harokatnya. Agar siswa mudah dan mampu membaca dengan lancar, guru mengajarkan kalimah tersebut secara bertahap dan dipenggal-penggal.
- Guru mengajarkan dan menunjukkan perubahan rangakaian kalimah diatas satu persatu bersamaan dengan siswa membaca. Rangakaian kalimah dapat ditulis oleh guru pada papan tulis. Setelah siswa dapat membaca dan mengerti, cobalah siswa diminta membaca pada baris pertama. Bila siswa mampu lanjutkan secara acak.
- Bila siswa belum mampu membaca dengan benar lakukanlah seperti diatas secara berulang-ulang sampai bacaannya tepat dan benar.

10. Halaman 27.
Pokok bahasan : bahan latihan.

11. Halaman 28.
Pokok bahasan : menguasai bacaan MAD Lin dan TA Sukun.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 19.

12. Halaman 29 – 30.
Pokok bahasan : bahan latihan.

13. Halaman 31.
Pokok bahasan : menguasai bacaan RO Sukun ( ).
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa cara mengucapkan huruf RO Sukun (bila belkum jelas tanyakan kepada ahli Al-Qur’an). Ketika siswa mengikuti bacaan guru, guru memperhatikan cara siswa mengucaopkan huruf RO Sukun, sehingga guru dapat segera membetulkan ketika siswa melakukan kesalahan.
- Cara membetulkannya dengan mengulang-ulang bacaan sampai pengucapan siswa benar tanpa melihat buku terlebih dahulu.
- Selanjutnya siswa diminta membaca baris pertama pada halaman 31, kemudian secara acak.
- Bila siswa melakukan kesalahan, karena kurang perhatian atau kurang hati-hati ingatkan dengan cara bertanya atau menegur cara lain. Misalnya, kalimah ini ….. coba diabaca kembali, bagaimana membaca yang ini dst. Bila siswa tidak ingat berikan contoh kembali, hingga ingat. Pada umumnya siswa sering mengabaikan, atau teliti. Maka guru dianjurkan selalu mengingatkan siswa.
Catatan :
Mengajarkan pelajaran RO Sukun, sebaiknya guru terlebih dahulu mengerti dan dapat mempraktekkan dengan benar. Membaca RO dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya.
- membaca dengan suara tafkhim atau tebal, jika sebelum RO Sukun terdapat huruf berharokat fathahatau dhummah.
- Membaca dengan suara tarqiq atau tipis, jika sebelum RO Sukun terdapat huruf berharokat kasroh.
- Membaca boleh dengan suara tebal atau tipis, jika setelah RO Sukun terdapat huruf Tafkhim atai Isti’la (lebih tinggi), miskipun sebelum RO Sukun terdapat huruf berharokat kasroh. Huruf Isti’la lihat penjelasan halaman 14 – 16 (DHO, THO, DZO) jilid 1
- Membaca tebal, jika sebelum RO Sukun terdapat Hamzah washol yang diadahului berharokat kasroh.
- Boleh membaca dengan tebal atu tipis pada kalimah MINRIFQIN
Agar kita dapatmembaca RO Sukun dengan tepat, kita terlebih dahulu mengetahui pengertian Tafkhim dan Traqiq. Tafkhim berarti tebal, maksudnya huruf-huruf tersebut dibaca dengan suara tebal atau berat. Tarqiq artinya tipis, maksudnya huruf-huruf tersebut dibaca dengan suara tipis. Huruf Tafkhim SHO,DHO, THO, DZO, GHO, QO, KHO.
Derajat atau tingkatan tafkhim :
Bila huruf Isti’la berharokat fathah sesudahnya berupa hamzah
Bila huruf Isti’la berharokat fathah sesudahnya berupa selain huruf hamzah
Bila huruf isti’la berharokat dhummah sesudahnya berupa hamzah
Bila huruf isti’la berharokat dhummah sesudahnya selain berupa huruf hamzah.
Bila huruf isti’la berharokat kasroh.
Car mengucapkan tafkhim dengan menjorokkan kedua bibir kemuka dengan posisi terbuka. Selanjutnya bila ingin suara tarqiq kedua bibir agak ditarik sedikit kedalam. Ingat…seluruh huruf isti’la ketika akan mengucapkan berharokat kasroh harus dalam posisi asli.
Bila huruf isti’la berharokat sukun .
Tingkat 6 ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. sebelum huruf isti’la-Sukun terdapat huruf berharokat fathah, derajatnya sama dengan tingkat ke-dua
2. sebelum huruf isti’la-sukun terdapat huruf berharokat dhummah, derajatnya sama dengan tingkat ke-tiga
3. sebelum huruf isti’la-sukun terdapat huruf berharokat kasroh, derajatnya paling rendah.

14. Halaman 32 –34.
Pokok bahsan : bahan latihan.

15. Halaman 35.
Pokok bahsan : siswa mampu membedakan pengucapan AIN Sukun dengan HAMZAH Sukun.
Cara pengaharannya :
- berikan contoh kepada siswa pengucapan AIN Sukun yang benar kemudian HAMZAH Sukun yang diikuti siswa. Pada umumnya siswa belum mampu menguasai bacaan AIN Sukun, maka guru harus sering memberikan contoh dan latihan secara verbal.
- Setelah ssiswa mampu membaca dengan tepat, siswa diminta membaca pada kalimah yang banyak menggunakan AIN Sukun, selanjutnya dikombonasikan dengan hamzah Sukun.
16. Halaman 36 – 37.
Pokok bahasan : bahan latihan.

17. Halaman 38.
Pokok bahsan : menguasai bacaan AIN berharokat fathah dan Dhummah.
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa, kemudian siswa mengikuti bacaan secara berulang-ulang sampai bacaannya benar.
- Berikutnya siswa membaca buku.

18. Halaman 39 – 40.
Pokok bahasan : menguasai bacaan FA Sukun dengan benar.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 35.

19. Halaman 41 – 43.
Pokok bahasan : bahan latihan.

20. Halaman 44.
Ujian kenaikan jilid.
Cara pengujian :
- siswa tidak boleh salah mengucapkan makhroj dan pokok bahasan yang telah dipelajari
- siswa mampu membaca pokok bahasan yang sulit pada pelajaran yang dipelajarinya
- siswa mampu membaca satu kalimah dalam satu nafas
- siswa mampu membaca MAD dengan ukuran yang tepat.

4. Pelajaran Jilid IV
Kunci buku jilid IV Qiraati penguasaan terhadap ilmu tajwid. Ilmu tajwid yang dimaksud adalah NUN mati dan TANWIN. Berarti siswa yang tamat jilid IV dipastikan menguasai materi pelajaran diatas. Diantara materi pelajaran yang berkaitan dengan NUN mati dan TANWIN adalah Ikhfa’ dan Ghunnah, Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, Idgham Mimi. Jilid IV membahas pula syaddah yang terkait dengan ghunnah, membaguskan makhroj, ukuran MAD dengan tepat (thobi’i, jaiz, wajib), serta wawu yang tidak dibaca.
Mengajar julid IV guru harus lebih hati-hati dan penuh kewaspadaan. Karena pelajaran jilid IV sebagian besar berisi ilmu tajwid yang sering dilupakan atau diabaikan pembaca dan penghafal Al-Qur’an.
Mengajar tajwid tidak cukup dengan penalaran, akan tetapi memerlukan pula konsentrasi beberapa aspek. Diantara aspek yang perlu dikonsentrasikan pendengaran, penglihatan, penalaran, pengucapan, dan perasaan. Kelima aspek diatas tidak dapat dipisahkan karena saling berkait.
Untuk mencapai mengucapan yang benar sesuai Ilmu tajwid diutamakan menggunakan perasaan (zauq). Perasaan membaca Al-Qur’an diperoleh dengan belajar kepada ahli Al-Qur’anyang mempunyai silsilah sampai keRosulullah.
Jika hal tersebut diatas kurang mendapat perhatian guru, dampaknya kepada siswa didik. Siswa didik akan membaca Al-Qur’an kurang teliti atau buruk. Dengan demikian guru yang mengajar jilid IV diutamakan yang sedang atau pernah talaqi kepada Ahli Qur’an. Hal yang perlu penulis selama mengajar Al-Qur’an dimana-mana siswa didik kurang mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Kekurangmampuan siswa membaca Al-Qur’an umumnya disebabkan oleh kwalitas guru dalam membaca dan mengajar Al-Qur’an masih kurang.

1. Halaman 1.
Pokok bahasan : Nin Sukun bertemu dengan huruf-huruf Ikhfa.
Cara pengajarannya :
- Tunjukkan pada siswa huruf NUN Sukun dan katakan, Bila NUN Sukun bertemu dengan TA dan DA membacanya seperti ini …. Guru memberi contoh bacaan yang benar.
- Selanjutnya siswa diminta mengikuti bacaan guru dengan melihat buku pada pokok bahasan. Bila siswa mampu membaca pokok bahasan dengan benar, lanjutkan pada baris pertama dan diacak.
Catatan :
Yang penting ketika mengajar halaman satu, siswa dapat mendemontrasikan Ikhfa’ secara tepat dengan ketentuan :
a. Ikhfa’nya terdengar dengan jelas
b. Ukuran Ikhfa’ tepat atau lebih panjang.
Prinsip cara mengacak :
1. diawali dengan huruf semisal yang dibaca salah atau kurang tepat
2. siswa dilupakan pada kalimah lain dengan cara menunjuk kalimah lain atau diacak
3. dikembalikan pada bacaan yang salah atau kuarang tepat tadi.
Ingat!!! MIM Sukun tidak dibaca dengung pada halaman ini. Sebagian siswa membaca MIM Sukun dengan Ikhfa’. Oleh sebab itu guru harus teliti dan waspada serta menerapkan prinsip pengacakan guna membetulkan bacaan siswa.

2. Halaman 2 – 4.
Pokok bahasan : bahan latihan.

3. Halaman 5.
Pokok bahasan : mengerti, memahami dan mampu mempraktekkan bacaan NUN Sukun dan TANWIN dengan benar, Ikhafa’.
Cara pengajarannya :
- kenalkan siswa pada NUN Sukun dan TANWIN bila bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ membacanya dengan berdengung (ikhfa’) pula
- lakukan hal diatas dengan menunjuk pada pokok bahasan dengan memberi contoh bacaan dan siswa mengikuti.

Catatan :
Bila siswa salah membaca TANWIN, guru membimbingnya. Cara membimbing yang efektif dengan mengatakan kepada siswa bahwa TANWIN sambil menunjuk tulisan, membacanya sama dengan ini ….. (NUN Sukun) yaitu mendengung, dengan memberikan contoh bacaan berdengung.


4. Halaman 6.
Pokok bahasan : bahan latihan.

5. Halaman 7.
Pokok bahasan : mampu membedakan ukuran anatara MAD Thobi’i’ dengan MAD Wajib.
Cara pengajarannya :
- guru memberi contoh bacaan MAD Wajib dengan benar
- siswa mengikuti contoh bacaan MAD Wajib. Siswa mengucapkan MAD Wajib beberapa kali agar siswa dapat merasakan ukuran MAD Wajib dan MAD Jaiz secara benar
- kemudian siswa membaca kalimah lain pada halaman 7
- bila masih membaca kurang benar, lakukan hal diatas berulang-ulang.

6. Halaman 8 – 9.
Pokok bahasan : bahan latihan.
Catatan :
Cara membaca bacaan yang ada pada kotak paling bawah :
- sesuai huruf asli
- tidak terputus
- gunakan tanda baca dengan benar
- gunakan ilmu tajwid dengan benar.

7. Halaman 10.
Pokok bahasan : menguacapkan dan membedakan secara tepat huruf SYA dengan SA yang berharokat fathah, kasroh dan dhummah.
Cara pengajarannya :
Pengajarannya sama seperti mengajarkan jiulid I halaman 12.

8. Halaman 11.
Pokok bahasan : bahan latihan.

9. Halaman 12.
Pokok bahasan :
Mampu membaca Ghunnah (NUN Syaddah) dengan benar
Cara pengajarannya :
- tunjukkan kepada siswa pokok bahasan
- guru memberikan contoh bacaan bserta ukurannya dengan benar
- siswa mengikuti bacaan yang dicontohkan sambil melihat tulisan
- bila siswa mampu membaca tepat, cobalah ia membaca pada kalimah lain dalaman halaman 12 dan diacak.
Catatan :
Perhatikan ketepatan siswa membaca Ghunnah.

10. Halaman 13.
Pokok bahasan : mampu membaca MIM Syaddah dengan benar.
Cara pengajarannya :
Cara pengajarannya seperti mengajar jlid IV halaman 12.

11. Halaman 14 – 15.
Pokok bahasan : bahan latihan.

12. Halaman 16.
Pokok bahasan : mampu membedakan pengcapan HA Sukun dengan KHO Sukun.
Cara pengajarannya :
Cara pengajarannya seperti mengajar jilid III halaman 35.
Ingat!!! Huruf KHO termasuk huruf Isti’la.

13. Halaman 17.
Pokok bahasan : bahan latihan


14. Halaman 18.
Pokok bahasan : mengulang membaca huruf HA dan KHO.
Cara pengajarannya :
Cara pengajarannya seperti mengajar jilid III halaman 16.

15. Halaman 19.
Pokok bahasan : mampu membaca huruf-huruf bersyaddah selain NUN dan MIM.
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa bacaan yang benar dan cara pengucapannya
- siswa mengikuti bacaan guru berulang-ulang sehingga ia mapu mengucapkan dengan tepat dan benar, dengan berbagai kalimah.
- Cara membaca huruf-huruf tersebut dengan menekan huruf yang bersyaddah tanpa ditahan atau didengungkan.

16. Halaman 20 – 22.
Pokok bahasan : bahan latihan.
17. Halaman 23.
Pokok bahasan : mampu membaca LAM Syamsiyah dengan benar (Alif Lam tidak dibaca).
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa bacaan yang benar, dengan mengatakkan ini ….dan ini …..membacaya sama. Katakan kepada siswa, bila SIN ada tanda ini (Syaddah), Alif Lamnya tidak dibaca
- mintalah siswa utuk membaca contoh-contoh kalimah pada halaman 23. bila masih salah membaca, bimbinglah siswa sampai mampu membaca benar, melalui pertanyaan, seperti cara-cara yang telah dijelaskan terdahulu.

18. Halaman 24.
Pokok bahasan : bahan latihan

19. Halaman 25.
Pokok bahasan : menguasai huruf WAWU yang tidak dibaca. Ciri WAWU yang tidak dibaca adalah tidak mendapat harokat.
Cara pengajarannya :
- berikan contoh bacaan kepada siswa kedua tulisan pada pokok bahasan
- berikan pengertian kepada siswa bahwa WAWU yang tidak diberi tanda, tidak dibaca
- ketiak siswa salah membaca, ingatkan dengan bertanya atau mengatakan “WAWU tersebut tidak dibaca karena tidak diberi tanda.

20. Halaman 26 – 29.
Pokok bahasan : bahan latihan.

21. Halaman 30.
Pokok bahasan : mengauasai MIM Sukun bertemu dengan MIM.
Cara pengajarannya :
- berikan contoh kepada siswa kedua bacaan yang berbeda pada pokok bahasan, selain itu siswa diminta memperhatikan ukuran panjang ghunnah dengan zauq atau perasaan.
- Tunjukkan dan jelaskan kepada siswa, bila MIM Sukun bertemu MIM Syaddah membacanya berdengung dan guru memberi contoh bacaan yang benar.
- Selanjutnya siswa membaca kalimah yang ada pada halaman 30.
Catatan :
Biala siswa masih salah membaca atau kuarang tepat membaca, tegurlah dengan bertanya atau icon yang lainnya. Diantara icon seperti, ingat ….ukuran idghamnya harus tepat. Kehati-hatian dan kewaspadaan guru sangat menentukan jenis bacaan siswa. Siswa tidak boleh salah membaca, terlebih pelajaran yang lalu.

22. Halaman 31.
Pokok bahasan : bahan latihan.
23. Halaman 32.
Pokok bahasan: mampu membaca NUN Sukun atau TANWIN bertemu dengan salah satu huruf Idgham Bigunnah.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 30.
Catatan:
Beritahukan kepada siswa bahwa bile NUN Sukun atau TANWIN bertemu MIM Syaddah, NUN Sukun den T ANWIN-nya tidak dibaca, den guru memberi contoh bacaan yang benar beserta ukurannya.

24. Halaman 33 - 35.
Pokok bahasan: bahan latihan.
Catatan pads halaman 34 den 35:
Pads halaman ini terdapat pelajaran yang belum dipelajari secara kusus, yaitu Qolqolah. Namun demikian secara implisit telah dipelajari pad a pelajaran SUKUN pads jilid III. Oleh sebab itu siswa tidak akan banyak mengalami kesulitan. Hanya, guru perlu memberi contoh cara membaca yang mudah diikuti siswa.

25. Halaman 36. ,
Pokok bahasan: mampu membaca huruf NUN Sukun atau TANWIN bertemu dengan LAM (Idgham Bila Gunnah).
Cara pengajarannya:
berikan contoh kepada siswa jenis bacaan yang benar pads pokok bahasan.
jelaskan dengan singkat cara membaca pokok bahasan. siswa mengikuti, den selanjutnya membaca sendiri.
Catatan:
Bila siswa masih melakukan kesalahan atau kurang tepat membacanya, bimbinglah dengan kesabaran seperti penjelasan sebelumnya.

26. Halaman 37 - 38.
Pokok bahasan: bahan latihan.

27. Halamn 39.
Pokok bahasan: mampu membaca NUN Sukun atau TANWIN bertemu dengan RO atau disebut Idgham Bila Gunnah.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 36.

28. Halaman 40 - 43.
Pokok bahasan: bahan latihan.


29. Halaman 44.
Ujian kenaikan jilid.
Pengujian dilakukan seperti menguji pads jilid sebelumnya.
5. Pembelajaran Jilid V
Kunci jilid V menguasai NUN Sukun bertemu dengan BA atau IQLAB. Pads jilid ini merupakan penyempurnaan jilid sebelumnya, kususnya jilid IV. Tambahan pelajaran jilid V adalah pelajaran Waqof den Qolqolah. Bila siswa telah sampai pads halaman ini Insya Allah ia sudah mampu membaca AI-quran walaupun belum sempurna.
1. Halaman 1.
Pokok bahasan: mampu membaca NUN Sukun bertemu dengan salah satu huruf Idgham Bigunnah, yaitu WAWu. .
Cara pengajarannya:
- Cara pengajarannya seperti mengajar jilid IV halaman 32.

2. Halaman 2.
Pokok bahasan: bahan latihan.

3. Halaman 3.
Pokok bahasan: menguasai cara mewaqof atau memberhentikan ketika membaca AI-qur'an. Tanda waqof "bulatan kecil".
Cara pengajarannya:
- tunjukkan kepada siswa dua bacaan yang berbeda. Pertama bacaan yang lengkap dan kedua bacaan dengan menggunakan waqof
- siswa diminta memperhatikan tenda waqof
- jelaskan kepada siswa cara membaca kalimah yang berikut mempunyai tanda waqof contoh cara membacanya.
Catatan:
Guru dimohon selalu mengingatkan siswa dengan memperhatikan ukuran MAD Arid Lissukun secara tepat.

4. Halaman 4.
Pokok bahasan: menguasai NUN Sukun bertemu dengan salah satu huruf Idgham bigunnah. yaitu VA.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman sebelumnya.

5. Halaman 5.
Pokok bahasan: bahan latihan.

6. Halaman 6.
Pokok bahasannya: menguasai cara memberhentikan, MAD Iwad, MAD ARID Lissukun.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya sarna seperti mengajar halaman 3.

7. Halaman 7.
Pokok bahasan: menguasai makhroj HA yang tepat, kususnya pada kata AH, IH, UH dan sejenisnya.
Cara pengajarannya:
- berikan contoh kepada siswa pengucapan yang benar pada pokok bahasan
- mintalah siswa mengucapkan kalimah pokok bahasan berulang­ulang, sehingga siswa benar­benar mampu mengucapkan dengan tepat
- siswa membaca kalimah pada halaman pertama secara acak dan terstruktur.
Catatan:
Pengucapan kalimah-kalimah sejenis tersebut tidak boleh sekaligus. Sebab kalimah tersebut memiliki dua huruf. Bila guru belum mampu membaca dengan tepat, sebaiknya belajar terlebih dahulu.

8. Halaman 8.
Pokok bahasan: mampu mengucapkan LAFZUL JAlAlAH.
Cara pengajarannya:
Berikan contoh kepada siswa jenis bacaan yang benar dan diikuti siswa, siswa membaca kalimah sejenis dengan petunjuk guru pada halaman 8, sampai ia mampu membaca dengan benar.
bila siswa telah menguasai pokok bahasan cobalah, siswa membaca secara soak.
Catatan:
Bila sebelum LAFZUL JALALAH terdapat huruf berharokat kasroh,membacanya dengan tipis Bila sebelum LAFZUL JALALAH terdapat huruf berharokat fathah, membacanya dengan tebal (Tafkhim), lihat penjelasan JILID III halaman 31. Bila sebelum LAFZUL JALALAH terdapat huruf berharokat dhummah, membacanya dengan tafkhim atau tabar, perhatikan penjelasan Jilid '" halaman 31.

9. Halaman 9 -10.
Pokok bahasan: bahan latihan.

10. Halaman 11.
Pokok bahasan: menguasai cara memberhentikan RO Sukun dan RO berdhummah yang dibaca dengan tebal.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya seperti mengajar Jilid III halaman 31.danjilid V halaman 3. Catatan: .
Guru sebaiknya memberi contoh cara pengucapan yang tepat

11. Halaman 12.
Pokok bahasan: menguasai NUN Sukun bertemu dengan BA (Iqlab).
Cara pengajarannya:
mintalah siswa membaca sementara guru memperhatikan cara siswa membacanya. Boleh juga guru memberi contoh dan siswa mengikuti baaan guru.
bila pengucapan siswa belum tepat, guru membenarkan bacaan siswa sampai tepat setelah siswa membaca lancar, ia diminta membaca kalimah yang " ada pada halaman 12.
Catatan:
Membaca Iqlab: merubah NUN Sukun atau TANWIN menjadi MIM bibir rapat tapi tidak kuat tanpa suara yang keluar dari khoisyum (hidung) guru teliti dan waspada ketika siswa membaca

12. Halaman 13.
Pokok bahasan: bahan latihan.

13. Halaman 14.
Pokok bahasan: menguasai MIM Sukun bertemu dengan BA, disebut Ikhfa Syafawi.
Cara pengajaran:
Cara pengajarannya seperti tnengajar halaman 13.
Catatan cara membaca Ikhfa:
Bibir rapat dan bersuara MIM .Bibir tidak rapat, tetapi tidak terbuka lebar serta suara MIM tanpa dari Khoisyum (hidung)
14. Halaman 15.
Pokok bahasan: bahan latihan.
15. Halaman 16.
Pokok bahasan: menguasai bacaan QOLQOLAH dengan huruf BA Sukun di tengah kalimah.
Cara pengajaran:
tunjukkan kepada siswa tulisan BA Sukun pada pokok bahasan dan berikan contoh cara pengucapan Qolqolah (QOBLU) yang benar siswa mengikuti bacaan yang telah guru contohkan lanjutkan dengan DA Sukun dan kalimah MADY ANA. Setelah siswa mampu membaca kalimah yang ada pada pokok bahasan, lanjutkan membaca kalimah lain pada halaman 16. Catatan cara membaca Qolqolah:
Bila sebelum huruf Qolqolah terdapat huruf berharokat fathah, dhummah, atau kasroh. Huruf qolqolahnya bersuara agak fathah (tanya ahli quran) Bila sebelum huruf qolqolah terdapat huruf berharokat fathah, kasroh, atau dhummah. Huruf qolqolahnya bersuara agak mengikuti harokat seb'elumnya (tanya ahli quran).

16. Halaman 17.
Pokok bahasan: bahan latihan.

17. Halaman 18.
Pokok bahasan: menguasai QOLQOLAH menggunakan JIM Sukun di tengah.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya sarna seperti halaman 16.

18. Halaman 19.
Pokok bahasan: bahan latihan.

19. Halaman 20. .
Pokok bahasannya: memperbagus (tahsin) makhroj TSA berharokat fathah, kasroh dan dhummah, dan sukun.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya sarna seperti mengajar jilid III halaman 35 dan 37.
Catatan:
Makhroj TSA dengan memajukan ujung lidah sedikit dan berada antara ujung gigi atas dan bawah.

20. Halaman 21 - 22.
Pokok bahasan: bahan latihan.

21. Halaman 23.
Pokok bahasan: menguasai WAQOF dengan TA Marbuthoh. ( Cl... ) berharokat fathah, ksroh, dhummah, dan sukun.
Cara pengajarannya:
tunjukkan kepada siswa bahwa KATSIIROTUN, KATSIIROTIN, dan 'KATSIIROTAN. Dan katakan bila kalimah tersebut kalau diberhentikan membacanya seperti ini, KASTIIROH.
Tunjukkan akhir kalimah, pada halaman 23 yang menggunakan TA Marbuthoh.
Mintalah siswa membaca kalimah secara sempurna.

22. Halaman 24.
Pokok bahasan: menguasai QOLQOLAH dengan menggunakan QOF Sukun.
Cara pengajarannya:
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 16.
Catatan:
Huruf QOF termasuk huruf isti'la, perhatikan pengajaran jilid III halo 31.

23. Halaman 25.
Pokok bahasan: bahan latihan.

24. Halaman 26.
Pokok bahasan: memperbagus makhroj GHOIN berharokat fathah, kasroh, dhummah dan sukun.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 20.
GHOIN termasuk huruf isti'la, perhatikan pengajaran jilid III hal. 31.

25. Halaman 27.
Pokok bahasan: bahan latihan.

26. Halaman 28.
Pokok bahasan: menguasai huruf QOLQOLAH dengan menggunakan THO Sukun.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 16 dan 20. Dan perhatikan jilid '" halaman 31.

27. Halaman 29 _ 32.
Pokok bahasan: bahan latihan.
Huruf QOLQOLAH pads lajur kanan halaman 29 boleh dibaca boleh tidBIt Maksud di tulisnya huruf_huruf tersebut untuk mengingatkan siswa terhadap seluruh huruf QOLQOLAH yang telah dipelajari.
28. Halaman 33.
Pokok bahasan: bahan latihan.

29. Halaman 34.
Pokok bahasan: menguasai NUN kecil yang dibaca IZHAR Gelas).
Cara pengajarannya:
tunjukkan NUN .kecil berikan contoh bacaan kepada siswa jelaskan kepada siswa cars membaca IZHAR yang benar, sekaligus tunjukkan kalimah yang menggunakan IZHAR
bila siswa belum mengerti cobalah sekali lagi siswa diminta membaca sendiri bits siswa masih salah membaca, guru diperkenankan membetulkan bacaan siswa.

30. Halaman 35 - 37:
Pokok bahasan: bahan latihan.
31. Halaman 38.
Pokok bahasan: menguasai MAD LAZIM. MAD LAZIM adalah apabila ads huruf MAD dan sesudah huruf MAD terdapat huruf sukun atau mati yang sukunnya secara asliyah.
Cara pengajarannya:
berikan contoh kepada siswa jenis bacaan yang benar siswa mengikuti contoh. Ketika siswa mengikuti contoh perhatikan zauq atau perasaan (ukuran panjangnya). Bila bacaan siswa masing kurang tepat, mintalah siswa mewmbaca berulang-ulang sampai bacaannya sesuai kaidah.

32. Halaman 39 - 44.
Pokok bahasan: bahan membaca surat Juz 'Aama. latihan

33. Pengujian dilakukan menggukanan seluruh materi yang telah diajarkan. Sistem pengujian seperti pengujian jilid sebelumnya. Inggat!!! Ketika anak membaca jilid V bersamaan membaca AI-quran Juz 27.
6. Pembelajaran Jilid VI .
Kunci jilid VI mampu membaca kalimah KHOLQIN JADIID. Pada jilid 6 sebahagian besar membahas IZHAR. Namun demikian pads jilid 6, diajarkan pula pel ajar Ghorib musykilat diantaranya, Naa yang dibaca pendek pads kalimat Anaa yang berarti saya, dan ILLA yang dibaca washol atau langsung.
Kalimah KHOLQIN JADIID menjadi kunci, karena di saat siswa sedang berkonsentrasi dan membaca IZHAR disisipkan kalimah tersebut (ikhfa). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap seluruh pelajaran yang telah dipelajari.
1. Halaman 1.
Pokok bahasan: menguasai bacaan NUN Sukun bertemu dengan huruf AUF atau HAMZAH.
Cara pengajarannya:
Tunjukkan kepada siswa huruf NUN Sukun bila bertemu Alif dan Hamzah. Jelaskan cars membaca dengan sing kat, jelas dan mudah difahami siswa siswa mengikuti contoh bacaan setelah siswa menguasai pokok bahasan, . siswa membaca kalimah lain pada halaman 1. Catatan: Izhar tidak melahirkan Tawalud.

2. Halaman 2 - 4.
Pokok bahasan: bahan latihan.

3. Halaman 5.
Pokok bahasan: menguasai bacaan NUN Sukun bertemu dengan huruf HA
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 1.

4. Halaman 6 - 7.
Pokok bahasan: bahan latihan.

5. Halaman 8.
Pokok bahasan: menguasai bacaan NUN Sukun bertemu huruf KHO,.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 1.

6. Halaman 9 - 11.
Pokok bahasan: bahan latihan.
Catatan: Pada halaman 9 terdapat kunci buku.

7. Halaman 12.
Pokok bahasan: menguasai bacaan NUN Sukun bertemu dengan huruf HAMZAH, HA, KHO, AIN.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 1.

8. Halaman 13 -14.
Pokok bahasan: bahan latihan.

9. Halaman 15.
Pokok bahasan: menguasai bacaan NUN Sukun bertemu dengan GHOIN.
Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 1.

10. Halaman 16 -17.
Pokok bahasan: bahan latihan.

11. Halaman 18.
Pokok bahasan: sarna seperti hal. 15.

12. Halaman 19.
Pokok bahasan: menguasai seluruh bacaan IZHAR yang telah dipelajari ditambah dengan HA (_ ). Cara pengajarannya seperti mengajar halaman 1.

13. Halaman 20.
Pokok bahasan: bahan latihan.

14. Halaman 21.
Pokok bahasan: menguasai seluruh pelajaran IZHAR yang telah dipelajari. Catatan:
Guru selalu menanyakan atau mengingatkansiswa huruf-huruf yang tidak dibaca dengan dengung hila bertemu dengan NUN atau TANWIN.
15. Halaman 22.
Pokok bahasan: menguasai bacaan ILLA ( ) den Anaa ( ) yang dibaca pendek.
Cara pengajarannya:
Berikan contoh bacaan kepada siswa siswa mengikuti bacaan guru berikan keyakinan kepada siswa bila ia membaca dengan benar.

6. Halaman 23 - 44.
Pokok bahasan: latihan seluruh pelajaran dengan membaca AI-quran melalui surat-surat pendek. Selanjutnya membaca AI-quran mulai Juz pertama dan seterusnya. Bila siswa telah mahir membaca AI-quran, pelajaran dapat dilanjutkan dengan mempelajari Ghorib musykilat den ilmu tajwid. Insya Allah dengan penjelasan di atas siswa didik mampu membaca Al-quran dengan tartil. Semoga Allah memberkahi kita semua. Arnien

K. PROBLEMATIKA DAN PENYELESAIAN (Exlusive, hal 26-30)

Jilid l
1. Mengajar Qiroati yang paling sulit, mengajar jilid I halaman 1 -10. Guru ketika mengajar halaman tersebut harus memiliki sifat sabar dan senang (tidak bosan). Sabar, senang dan tidak bosan kunci kesuksesan mengajar Qiroati ,kususnya halaman 1- ­10. Sabar dan, senang dan enjoy seorang guru akan mampu menangani setiap masalah yang muncul dan yang dihadapi siswa. Diantara masalah serius yang dihadapi siswa, kejemuan atau kebosanan. Insya Allah guru yang memiliki sifat tersebut di atas akan mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk membaca dan mencintai AI-quran. Inilah hal panting yang perlu mendapat perhatian setiap guru Qiroati, kususnya pembimbing jilid I. Oleh sebab itu guru Qiroati harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Teliti dan hati-hati.
b. Tegas (jangan merasa kasihan pada siswa ketika ia harus tidak naik halaman atau jilid).
c. Memberi motivasi dan keyakinan kepada siswa ketika lupa atau ragu.
2. Anda akan menemukan siswa kesulitan membaca deism membedakan dan mengucapkan satu kalimat "JA" danen "CZA" , "ZA" pad a halaman 6 - 10. Kesulitan tersebut dapat diperbaiki dengan cara: seorang guru memberi contoh kemudian siswa meniru berulang-ulang tanpa membaca teks. Pada saat itu guru, memperhatikan bacaan siswa. Pada saat siswa membaca salah atau kurang tepat, Guru itu membimbingnya. Setelah siswa mampu mengucapkan dengan benar, siswa diminta membaca teks buku.
3. Guru akan mendapati siswa sulit membaca dan membedakan “SHO”, "DHO", "THO", "ZHO", Pads ha!. 13 -16.
Cara mengatasinya:
Guru menunjukkan dan meminta siswa membaca kalimah yang sering lupa secara berulang-ulang. Ketika siswa mengulang-ulang bacaan yang sering lupa, hindari mengkombinasi dengan kalimah lain. Ketika siswa dimungkinkan mampu membaca dengan baik dan kuat ingatannya, cobalah diacak dengan kalimah lain, selanjutnya dikembalikan pada kalimah yang lupa. Lakukan hal tersebut sampai siswa benar-benar membaca dengan baik. Bila siswa telah mampu, maka siswa dapat dipindahkan pada halaman berikutnya.
4. Anda akan menemui siswa yang mengalami kesulitan ketika mengucapkan 'A (Ain) . Cara membimbing bacaan siswa dengan memberi contoh sejelas-jelasnya den mudah difahami den diikuti. Selanjutnya siswa mengucapkan berulang-ulang tanpa melihat buku sampai bacaannya benar. Bila siswa mampu membaca 'AIN dengan tepat, guru meminta siswa membaca kalimah lain yang menggunakan "AIN diawal, ditengah, dan akhir, kemudian. diacak dengan kalimah yang menggunakan Hamzah.
5. Terkadang siswa membaca GHO dibaca KHO atau QO. Membimbingnya seperti butir
6. Terkadang siswa membaca FA dan QO terbalik. Membimbingnya seperti butir 3.
7. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah halaman 14 - 25. Kesulitan pada halaman 14 - 25 tidak saya jelaskan karena mudah mengatasinya.
8. Siswa tidak terlalu sulit membaca halaman 31, membaca huruf sambung. Seperti BA-A-ST A, T A-A-BA, ST A-A­BA. Insya Allah mengatasi ini mudah.
9. Kesulitan siswa membaca Halaman 35 adalah 'A" dibaca "HA" dan sebaliknya.
10. Sedangkan kesulitan siswa halaman 37 membaca NUN awal dibaca CZA. Cara membimbingnya baca prinsip dasar pengajaran serta, berikan keyakinan kepada siswa bacaan AI-Qquran yang sebenarnya. Misalnya ketika siswa membaca dengan benar, guru mengatakan, Nah itu bisa, mudahkan, coba yang ini dan sebagainya.
11. Pada halaman 39 siswa kadang salah membaca atau tertukar membaca, namun pada umumnya siswa langsung dapat membaca. Cara efektif membimbing kesulitan siswa membaca halaman ini dengan memberi tekanan bacaan yang sebenarnya, sedangkan prinsip pengajaran membantu. Siswa cukup diminta memperhatikan tanda harokah dan seperti huruf HAMZAHnya saja, dan siswa tidak perlu memperhatikan huruf seperti Alif, Hamzah, Wawu dan Y A
12. Siswa sering salah membaca ujian atau halaman 44. Kesalahan siswa umumnya disebabkan:
1. ragu atau gugup ketika membaca
2. belum terbiasa diuji
3. nafas pendek
4. terputus - putus
Siswa membaca terputus karena sudah terbiasa membaca sejak awal, serta guru kurang hati­-hati, teliti dan waspada.
Perhatian untuk guru:
1. Pada Jilid I anak atau siswa harus mengenal huruf secara baik.
2. Jika seorang guru tidak atau kurang berhati-hati ketika mengajar, siswa didiknya akan membaca AI-quran dengan terputus dan nafas pendek, bahkan Makhroj kurang baik (kurang tertiI).
3. Agar butir 2 tidak terjadi, maka guru diharapkan selalu berkonsentrasi terhadap sistem pengajaran yang ada. Jika seorang guru kurang pandai membaca AI-qur’an, maka dapat dipastikan sejak dini, bahwa kemampuan siswa-siswinya membaca AI-quran dengan bacaan yang buruk.
Jilid II
1. Siswa umumnya membaca halaman 1 banyak mengalami kesulitan, terkecuali bagi siswa yang pernah belajar atau anak yang cerdas. Kesulitan tersebut disebabkan siswa baru belajar Kasroh. Seperti seorang anak yang baru belajar naik sepeda, maka ia sering jatuh. Oleh sebab itu lakukanlah sesuai petunjuk secara berulang-ulang sampai anak atau siswa menguasai bacaan. Bersabar dan berdo'alah agar kesulitan siswa dimudahkan Allah.
2. Siswa sering membaca Makhorijul huruf kurang benar. Misalnya membaca huruf Shofir, Tafkhim, Dhummah dan lain-lain. Jika guru belum mampu membaca huruf-huruf semisal huruf Shofir, Tafkhim, anda dapat bertanya kepada yang ahli AI-­qur’an dan belajar kepadanya.
3. Siswa sering kesulitan membaca BAN, LAN dan seterusnya (halaman 11). Insya Allah siswa akan mempu membaca dengan baik setelah mampu menangkap pengertian baris dua. Coba lakukan seperti butir 1 jilid II.
4. Siswa sering tebalik membaca antara fathahtain dan Kasrohtain, sejak halaman 11. Tunjukkan kepada siswa kalimah yang menggunakan Fathahtain sebanyaknya. Kemudian tunjukkan kepada siswa kalimah yang menggunakan Kasrohtain. Setelah siswa dapat membaca dua masalah tersebut, cobalah minta siswa membaca secara acak antara kalimah fathahtain dan Kasrohtain. Lakukanlah berulang-ulang sampai siswa dapat membaca dengan tepat. Demikian pula untuk Dhammahtain. Insya Allah siswa akan mampu membaca dengan baik.
5. Siswa sering salah membaca MAD pada halaman 28 - 29. Kesalahan siswa umunya disebabkan keinginan siswa membaca sesuai irama bukan karena kaidah terburu-buru. Karenanya tegurlah siswa ketika salah membaca. Misalnya, siswa membaca panjang padahal tidak ada huruf MAD atau sebaliknya. Ketika siswa membaca seperti diatas, teguran siswa dengan bertanya, peringatan atau perhatian.
Contoh:
Dengan ungkapan, "kamu kalau membaca jangan terburu-buru, tapi harus hati-hati, mana yang panjang mana yang pendek "
Contoh lain:
Dalam ungkapan seperti ketika siswa membaca Siroojun dibaja Sirojun, tanpa memanjangkan di huruf Ro' nya. Tanyakan kepada siswa, "coba lihat sekali lagi, adakah yang panjang atau tidak ? Kalau ada coba tunjukkan yang mana yang dibaca panjang ?" Jika siswa menjawab dengan tepat, ucapkanlah kata­kata Ya... Bagus, Pinter, Sholeh dan lain­lain, agar siswa yakin bahwa apa yang dibacanya benar. Setelah siswa mengerti, coba siswa diminta mengulangi. Cara ini dapat digunakan pada kalimah lain. Kesimpulan, guru harus lebih hati-hati, teliti, dan waspada.
6. Kewaspadaan dan kehati-hatian siswa sering terabaikan mulai halaman 34. Maka ketelitian, kewaspadaan guru sangat diperlukan dan menentukan.
Pada halaman 34 siswa sering membaca dengan terputus. Latihlah siswa membaca dengan tidak terputus yang diawali dengan pengucapan tanpa melihat buku sampai tepat. Setelah siswa dapat membaca dengan tidak terputus, berikutnya siswa diminta membaca buku kembali pada kalimah yang terputus tadi, dan seterusnya. Demikian untuk halaman berikutnya.
Siswa ketika membaca halaman 42 dan 43 masih sering kurang hati-hati, akibatnya bacaan siswa cenderung salah. Menghadapi kondisi seperti ini latihlah siswa membaca dengan hati-hati dan teliti.
9. Siswa membaca jilid II halaman 44 umumnya salah. Diantara kesalahan siswa membaca halaman ini adalah :
1. Membaca teputus.
2. Membaca terburu-buru
3. Kurang hati-hati
4. Bacaan panjang dipendekkan den sebaliknya
5. Siswa gugup membaca karena yang menguji bukan gurunya.

Jilid III
1. Siswa membaca halaman 1. Kaanuusyiya'an sering dibaca dengan Kaanuusyiyaa'an. Itu disebabkan, siswa merasa mudah membaca dengan irama atau lagu. Pada umumnya siswa membaca halaman 1 tidak mengikuti kaidah. Oleh sebab itu guru dimohon selalu waspada dan teliti. Bila siswa sulit membaca dengan tepat, cobalah ia membaca separuh kalimah terlebih dahulu, yaitu kalimah Syiya'an berulang-ulang sampai tepat. Bila siswa sudah benar membacanya, ia boleh membaca buku kalimat tadi secara lengkap. Cara ini dapat pula digunakan pada kalimat yang sering dibaca dengan terputus, misalnya Fa’aluu Faakhisyatan, dan faja’alahuu Ghutsaaan. Selain cara diatas coba lihat cara pengajaran jilid III halaman 26 .
Halaman 4 dan 6 siswa sering membaca Lam Sukun dengan memunculkan huruf (e) atau tawallud, seperti Alehamidullah, Ale Azizu dan lain lain. Cara membenarkannya : siswa diminta membaca kalimah Alwaahidu cukup Awalnya saja atau Tilmizdun cukup Tilmi-nya saja dan lain-lain secara berulang-ulang, hingga tidak terdengar e atau Lam Sukun yang tidak jelas . cobalah siswa diminta membaca dengan menekan huruf sebelum lam sukun. Demikian pula untuk huruf-huruf sukun lainnya.
2. Siswa sering membaca MAD Lin diayun, hal ini terjadi karena umumnya guru kurang teliti dan waspada. Oleh karenanya cara yang efektif adalah dengan peram guru yang tegas, teliti dan waspada , serta mengingatkan siswa ketika membaca kurang benar atau tepat, serta memberi contoh.
3. Siswa umumnya membaca halaman 27 baris pertama sering salah. Mungkin karena huruf-huruf dan harokatnya hampir sama, serta perubahan makhroj dari huruf kehuruf cukup sulit. Latihlah siswa secara perlahan membaca kalimah yang dirangkai satu demi satu hingga sempurna. Ingat cara pengajaran jilid halaman 26. Demikian untuk baris kedua, namun tidak sesulit baris pertama.
4. Siswa umumnya membaca halaman 31 (RO Sukun) kurang benar . Penyebab siswa kurang mampu membaca RO Sukun dengan benar adalah tidak diberi tahu cara pengucapan yang benar oleh pembimbingnya. Ingat …..cara meyakinkan pengucapan RO Sukun yang benar terdapat pada cara pengajaran jilid III halaman 31 (tanya pada ahli Al-Qur’an).
5. Membaca halaman 35 siswa sering kurang tepat Ain Sukun. Cobalah siswa dilatih berulang-ulang mengucapkan Ain Sukun pada kata yang menggunakan dua atau tiga huruf yang didalamnya terdapat Ain Sukun.

Jilid IV
Siswa pada umumnya kesulitan membaca jilid 4 pada hal-hal, Ikhfa’ Ghunnah, MAD Wajib, MAD Thobii (Ilmu Tajwid). Hal itu disebabkan kurang hati-hati dan telitinya seorang pembimbing atau siswa itu sendiri. Oleh sebab itu guru harus selalu teliti, hati-hati dan waspada ketika mengajar.
Ketelitian, kehati-hatian dan kewaspadaan guru membaca Al-Qur’an harus diwariskan kepada siswa. Cara mewariskannya ketika siswa membaca Al-Qur’an, guru selalu meminta siswa agar selalu berhati-hati, teliti dan waspada, serta memperhatikan cara membacanya disertai dengan perasan (Zauq).
Dengan kata lain kualitas bacaan guru menentukan kualitas bacaan siswa bila seorang guru mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil seperti firman Allah, surat Al-Muzammil ayat 4, Insya Allah kualitas bacaan siswa akan baik pula.
Hal ini menunjukkan guru jilid empat dan jilid berikutnya selayaknya telah mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil serta memiliki sisfat hati-hati, teliti dan waspada ketika mengajar.

Jilid V dan VI
Siswa yang telah mencapai jilid V-VI berarti ia telah memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar dengan lancar bertajwid secara tepat. Jilid V-VI merupakan kelengkapan pelajaran tajwid jilid IV.
Insya Allah siswa mudah membaca jilid VI. Pelajaran jilid VI seluruhnya berkaitan dengan Idhar. Siswa tidak mengalami kesulitan pada jilid ini.
Sebaiknya bila ada siswa membaca jilid V dan VI mengalami kesulitan, boleh jadi ini ada beberapa penyebab. Pertama kesalahan pembimbing ketika mengajar pada jilid sebelumnya. Kedua kesalahan siswa membaca jilid I-IV kurang mendapat perhatian secara baik, serta terkontrol oleh pembimbing. Ketiga kemampuan anak yang kurang dan pembimbing kurang mengerti persoalan siswa.
Kesimpulan dari uraian diatas :
1. Jilid IV adalah penentu keberhasilan seorang belajar membaca Al-Qur’an dengan kaidah Qiraati. Sedangkan jilid V dan VI adalah tahsin (memperbaiki atau memperbagus bacaan ).
2. Tidak lancarnya siswa membaca Al-Qur’an dapat diketahui sejak awal belajar membaca Qiraati. Keberhasilan anak, mampu membaca Al-Qur’an sangat bergantung pada kemampuan guru mengajar, lebih khusus ketika mengajar jilid I halaman 10 pertama

L. EVALUASI (Sistem Kaidah Qiraati, hal 22)
Evaluasi Pelajaran
Evaluasi pelajaran adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap hari pada aktifitas belajar mengaji (membaca Al-Qur’an).
Evaluasi Kenaikan Jilid
Evaluasi Kenaikan Jilid adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir halaman setiap jilid yang dilakukan oleh Koordinator Al-Qur’an.
Evaluasi Tengah Semester (UTS)
Evaluasi Tengah Semester adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali yang disebut juga sebagai ulangan harian.
Evaluasi Akhir Semester (UAS)
Evaluasi Akhir Semester adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir semester.
Evaluasi Akhir (Khotaman Al-Qur’an).
Evaluasi Akhir adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk siswa/siswi yang sudah Al-Qur’an dan menguasai bacaan ghorib dan tajwid yang dilakukan oleh Koordinator Qiraati Malang II (Ust. Drs. Nur Ali Utsman dari PP. Nurul Huda Singosari).



M. PROGRAM PASCA KHOTAMAN (MATERI PENGEMBANGAN)
Program pengembangan bagi siswa/i yang sudah dikhotam adalah tilawah (qiro’ah) dan hafalan juz amma. Ananda tamat (lulus) SD Islam Sabilillah Malang mampu hafal Juz Amma atau sekurang-kurangnya hafal Surat An-Nas s.d Adl-Dluha dan hafal do’a sehari-hari serta lulus praktek sholat baserta dzikir dan do’anya.

N. PENUTUP
Mengakhiri penulisan Profil Pembelajaran Al-Qur’an ini, mudah-mudahan profil ini bisa bermamfa’at dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran (baca) Al-Qur’an bagi siswa/i SD Islam Sabilillah Malang khususnya dan bagi para wali murid pada umumnya. Kami menyadari bahwa profil ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon koreksi, saran dan kritik yang konstruktif dari Bapak/Ibu demi tercapainya kualitas pembelajaran Al-Qur’an yang baik di SD Islam Sabilillah tercinta ini.




DAFTAR PUSTAKA

1. Minhaj Qiraati , Imam Murjito, Kebun Arum Semarang
Exlusive, Drs. Sadar Harapan ,SDI Nurul Fikri, Jakarta
Sistem Qaidah Qiraati, K.H. Nur Shodiq, Kalipare Malang
Materi SILANAS IV Pembelajaran Al-Qur’an Metode Qiraati
Kurikulum Pembelajaran Al-Qur’an SD Nurul Hikmah Surabaya
Kurikulum Pembelajaran Al-Qur’an SD Islam Sabilillah Malang